Ia juga tak berdaya melawan Sevilla (1-2) dan Villarreal (0-1).
Kendati demikian, sebagai nakhoda Rafa tetap harus berada di garis terdepan pada saat pemilik kapal mencari sosok yang bertanggung jawab apabila muncul lubang-lubang di lambung kapal.
Toh para pemain, termasuk Madridistas di seluruh penjuru dunia, tampak sudah bisa melupakan kontribusi singkat Rafa.
Yang ada, mereka justru tengah menantikan kiprah Zizou untuk mengembalikan Madrid ke jalur juara.
Entah itu di La Liga atau Liga Champion.
Zizou sendiri mengaku bahwa Madrid masih punya kans merebut mahkota domestik meski tak sebesar peluang Barca untuk mempertahankannya.
Sambil menunggu waktu pengesahan itu tiba pada pengujung Mei, Zizou bisa mengalihkan sasaran kepada upaya mengejar rekor lain.
Hingga pekan ke-22 musim 2015-2016, Madrid sudah mengoleksi 64 gol.
Sebanyak 47 gol yang disumbangkan pada zaman Rafa menjadikan rasio gol per partai Madrid berada di angka 2,6. Dalam empat laganya bersama Zizou, rasio gol per partai menjadi 4,25.
Jika mampu mempertahankan ritme setinggi itu, Madrid bisa menutup Primera Division dengan raihan total 131 gol. Jumlah itu akan melewati rekor gol pada masa kepemimpinan Jose Mourinho musim 2011/12 dengan 121 gol.
Menambah 57 gol dalam sisa 16 pekan akan menyamai rekor Mou. Lebih dari itu, rekor anyar akan terukir pada era Zizou. Namun, mungkin masih kurang absolut lantaran ada kontribusi 47 gol Rafa di dalamnya.
Penulis: Sapto Haryo Rajasa/Tabloid Bola