Model bookmaker juga memungkinkan prediksi tim-tim mana saja yang berpeluang ke final.
Caranya dengan mensimulasikan keseluruhan turnamen 100.000 kali dan menilai tim mana saja yang akan lolos dari grup ke babak 16 besar, perempat final, semifinal, hingga final.
"Dalam semua model, Prancis dan Jerman paling kuat menjadi juara grup," ujar Zeileis, Rabu (1/6/2016).
"Oleh karena itu, lebih memungkinkan pula kedua tim itu akan bertemu di semifinal ketimbang di final."
"Pemenang semifinal itu kemungkinan besar akan bertemu Spanyol di final," jelas Zeileis.
Mengingat ketidakpastian yang tinggi karena banyaknya jumlah tim (24 dari sebelumnya 16), maka prediksi probabilitas dua tim finalis menurun dibanding prediksi juara secara umum.
Probabilitas itu adalah: Prancis bertemu Jerman di semifinal lebih tinggi (7,8%) dibanding bersua di final (4,2%).
Sejak kedua tim itu diestimasi sama kuat, maka probabilitas Prancis bertemu Spanyol di final Piala Eropa 2016 adalah 5,7%.
Sedangkan probabilitas Jerman bertemu Spanyol di final Piala Eropa 2016 adalah 5,4%.
Kedua tim itu diprediksi menang melawan Spanyol di final.
Probabilitas Prancis menang atas Spanyol di final adalah 56,3%.
Probabilitas Jerman menang atas Spanyol di final adalah 55,8%.
Pengetahuan Bookmaker
Zeileis mengungkapkan, "Para bookmaker ingin mendapatkan banyak uang, karena itulah mereka mendasarkan angka peluang taruhan pada hasil-hasil yang paling realistis."
Para bookmaker tak hanya memasukkan data sejarah ke dalam hitungan mereka, tapi juga undian turnamen, peristiwa yang baru terjadi, dan para pemain cedera.
Sistem ini menjadi dasar yang sangat bagus untuk model yang dikembangkan Zeileis, Leitner, dan Hornik.