Baca tanpa iklan
TRIBUNNEWS.COM - Sebuah laga istimewa akan dilakoni oleh Marko Pjaca saat Juventus bertandang ke markas Dinamo Zagreb di Stadion Maksimir, pada matcday ke-2 penyisihan grup H Liga Champions 2016/17, Rabu (28/9) dinihari.
Untuk pertama kalinya, Pjaca akan bertanding melawan mantan timnya, setelah pindah ke Juventus pada bursa transfer musim panas lalu.
Pjaca dibeli Juventus dari Dinamo Zagreb dengan nilai transfer sebesar 23 juta euro (sekitar Rp 331 miliar), yang harus dilunasi selama 2 tahun.
Si Nyonya Tua jatuh cinta pada winger berusia 21 tahun itu setelah ia tampil impresif selama dua musim bersama Dinamo. Selama dua musim, ia tercatat mencetak 28 gol dari 92 penampilan.
Pjaca pun menjadi salah satu pilar penting di balik keberhasilan Dinamo menjuarai Liga Kroasia dan Piala Kroasia pada musim lalu.
Setelah pindah ke Juventus Stadium, Pjaca sudah tampil di empat pertandingan Serie A dan satu pertandingan Liga Champions. Hanya dari lima laga yang sudah dilakoninya itu, tak sekalipun ia tampil sebagai starting line-up.
Peluang bagi Pjaca tampil sejak menit awal justru saat menghadapi mantan timnya, dinihari nanti. Pelatih Juventus, Massimiliano Allegri, mengindikasikan bahwa Pjaca bisa saja akan dimainkan sejak menit awal, menggantikan posisi Paulo Dybala.
Namun Pjaca tidak akan diduetkan dengan Gonzalo Higuain sebagai striker, melainkan menjadi penyerang lubang untuk menopang Higuain. Allegri yakin, Pjaca, bisa menggantikan posisi Dybala di lini depan.
”Mereka memiliki karakter yang berbeda, belakangan ia (Pjaca) berkembang pesat. Ia dapat bermain dengan Mandzukic dan Higuain,” kata Allegri seperti dikutip dari Football Italia. ”Kami bermain dengan sesuatu yang berbeda dengan Dybala. Tapi ia (Pjaca) bisa bermain sebagai second striker. Ia memiliki kualitas, dan yakin ia akan berkembang jauh lebih kuat,” ucap mantan pelatih AC Milan tersebut.
Pjaca sendiri sangat antusias menyambut laga melawan mantan klubnya itu. "Ini akan menjadi pertandingan spesial bagi saya. Akan sangat aneh rasanya bermain di Stadion Maksimir mengenakan jersey klub lain. Tapi itulah sepakbola," kata Pjaca kepada Goal.com.
Selama dua musim di Dinamo Zagreb, Pjaca mengaku banyak kenangan indah di klub yang juga tempat ia mula belajar menendang bola itu. Karena itulah Pjaca berharap tidak mendapat celaan dari para para suporter Dinamo pada laga kali ini.
"Tentu saja saya berharap mereka (suporter) akan memberikan tepuk tangan, meskipun saya sadar datang memakai jersey yang salah. Tapi setidaknya saya berharap mereka tidak akan meneriaki saya," kata Pjaca.
Pjaca pun berjanji sendainya mencetak gol, ia tidak akan melakukan selebrasi. ”Jika mencetak gol, saya tidak akan merayakannya,” ujarnya. "Saya akan menyalami semua orang di klub itu.
Saya juga berharap mereka akan selalu dinaungi keberuntungan, kecuali di dua pertandingan melawan Juve," kata mantan pemain Lokomotiva itu.
Juventus sendiri mengincar angka penuh pada laga tandangnya di Stadion Maksimir ini. Apalagi pada laga perdana melawan Sevilla mereka gagal meraih kemenangan.
Gianluigi Buffon dkk ditahan imbang tanpa gol oleh klub La Liga tersebut. Sementara Dinamo Zagreb juga mengincar kemenangan setelah di pertandingan pertama grup H, tim asuhan Zlayko Kranjcar itu takluk tiga gol tanpa balas di kandang Olimpique Lyon.
Meski di atas kertas lebih diunggulkan. Pjaca mengingatkan rekan-rekannya agar tidak mengganggap remeh tim tuan rumah. Menurutnya, para pemain Dinamo akan "menghukum" Juventus jika tim juara Serie A itu tidak memberikan kemampuan terbaik mereka.
"Dinamo adala tim muda yang hebat, dan mereka akan menghukum kami jika kami berbuat kesalahan. Tapi tentu saja kami adalah favorit, dan saya yakin kami akan pulang membawa kemenangan," kata Pjaca.