Pada menit ke-72, pertandingan sempat terhenti.
Hal itu terjadi akibat pencetak gol kedua Bali United, Yabes Roni, melakukan aksi kurang terpuji karena menendang bola ke arah Essien dengan keras.
Mendapat perlakuan seperti itu, Essien emosi dan sempat berusaha mengejar Yabes Roni.
Namun, rekan sesama klub Essien berhasil mencegahnya.
"Mereka perlu mengontrol emosi karena wasit di sini sangat berbeda dengan di Eropa," tutur Alberts.
"Di sana (Eropa), jika seorang pemain menendang pergelangan kaki Anda, maka harusnya tendangan bebas."
"Namun di Indonesia, mereka (wasit) kerap membiarkan permainan bergulir," ungkap Alberts.
"Mereka (Essien dkk) juga harus mengerti bahwa realitas di sini tidak seperti di Eropa."
"Mereka tidak boleh berharap bola kembali dengan cepat saat Anda memberikan bola," tambah Alberts.
Berdasarkan pertimbangan itulah, Alberts menolak untuk merekut Essien.
PSM, lanjut Robert, adalah klub pertama yang ditawari merekrut Essien sebelum akhirnya bergabung ke Persib.
"Essien pertama kali ditawarkan kepada saya," kisah Alberts.
"Namun, harga 800.000 euro (sekitar Rp 11 miliar) melebihi anggaran saya."
"Kami tidak mampu membelinya."