TRIBUNNEWS.COM - Everton menantikan "musuh lama" di kualifikasi ketiga Liga Europa, yakni SK Brann.
Klub Norwegia ini memiliki sejarah panjang dengan Everton, di dalam maupun di luar lapangan hijau.
Kemungkinan pertemuan Toffees, julukan Everton, dengan Brann dintentukan oleh hasil undian laga kualifikasi ketiga Liga Europa.
Hanya saja, pertemuan ini akan terwujud jika Brann memenangi laga leg kedua kualifikasi kedua kontra Ruzomberok (Slovakia).
Peluang Brann lolos ke kualifikasi ketiga lebih besar, mengingat di leg pertama menang 1-0 di kandang Ruzomberok.
Laga leg kedua akan berlangsung pada 20 Juli 2017.
Pertemuan terakhir Toffees dengan Brann terjadi di babak 32 besar Liga Europa, di musim 2007-2008.
Baca: David De Gea Ingin Segera Pindah ke Real Madrid
Gol Leon Osman dan Victor Anichebe di leg pertama, yang berlangsung di Norwegia, sudah memberikan separuh langkah kelolosan Everton.
Namun pesta sesungguhnya terjadi sepekan kemudian, di mana Toffees pesta gol di Goodison Park dengan enam gol.
Sebagaimana diwartakan harian Echo, Brann juga terlibat dalam protes Robbie Fowler di tahun 1997, meski tidak secara langsung.
Klub itu menjadi lawan Toffees, saat mantan striker Liverpool itu berunjuk rasa atas pemecatan 500 pekerja pelabuhan Liverpool.
Pada tahun 1997 juga, secara tidak langsung lagi, Brann berperan dalam "perceraian" Joe Royle dengan Everton.
Menurut Echo, pelatih Everton itu ingin membeli striker dan bek Brann, yakni Tore Andre Flo dan Claus Eftevaag, dengan total harga tiga juta poundsterling.
Rencananya, Royle kemudian akan menjual Flo ke Glasgow Rangers, dengan harga 12 juta poundsterling. Hanya saja, CEO Everton, Peter Johnson tidak menyetujui rencana itu.
Ditambah lagi, Flo ternyata menunda-nunda kesepakatan sampai hari-hari terakhir bursa transfer, yang membuat Royle tak memiliki kesempatan mejual pemain itu ke Rangers. Akhirnya Royle tak jadi membeli Flo.
Baca Selengkapnya Hanya di KORAN SUPER BALL, Sabtu (15/7/2017)