Laporan Wartawan Surya, Dya Ayu
TRIBUNNEWS.COM, BANGKALAN - Haruna Soemitro lantang menceritakan drama kekalahan Madura United atas Bhayangkara FC, Rabu (8/11/2017).
Manajer Madura United itu menuding klubnya menjadi korban kriminalisasi aparat. Hal ini didasar bagaimana klub berlebel aparat menjadi anak emas ketimbang tim lain.
Ia berjanji akan membahas soal ini di kongres PSSI mendatang. Masalah ini tak hanya dialami Madura United saja tapi juga tim lain.
Haruna Soemitro tak sungkan berkata negara ini sudah dimiliki polisi sehingga dapat mengubah segala sesuatu dengan segala cara.
Baca: Bhayangkara FC Dihujat, Simon McMenemy: Kemenangan Kami Raih Lewat Kerja Keras
Baca: Tampil Memukau, Gelandang Muda PSM Dapat Dua Kebahagiaan
Baca: Terbuang dari Bali United, Wirahadi Pahlawan untuk PSMS Medan
15 Latihan Soal dan Kunci Jawaban Bahasa Indonesia Kelas 4 SD Bab 2 Kurikulum Merdeka, Di Bawah Atap
15 Latihan Soal Bahasa Indonesia Kelas 4 SD BAB 4 Semester 1 Kurikulum Merdeka, Meliuk dan Menerjang
Baca: Simon McMenemy: Kalah Seperti ini Menyakitkan Bagi Bali United
Baca: Cerita Widodo Cahyono Putro Dua Kali Rasakan Juara Tanpa Mahkota
Baca: Banyak Drama, CEO Bali United Usul Bikin Sinetron Liga 1
"Semua merasakan bukan hanya Madura United. Tapi seluruh tim merasakan betapa ternyata keterlibatan dari tim-tim berlebel aparat ini banyak mudaratnya daripada manfaatnya," tegas Haruna Soemitro, Kamis (9/11/2017).
Haruna mencontohkan tindakan kriminalisasi kepolisian terhadap Madura United secara jelas terlihat dengan mengusir suporter Madura United yang datang dan mendukung Peter Odemiwingie dkk dari luar stadion.
"Kriminalisasi yang sudah mereka lalukan ialah urut-urutannya mulai dari pencabutan rekomendasi izin pertandingan oleh Polres Bangkalan yang secara tiba-tiba," ucap dia.