“Alhamdulillah, saya menjadi top scorer di kompetisi TSC U-21. Padahal, sebelum itu saya sempat direkomendasikan sama coach Iwan Setiawan untuk bergabung bersama Persija (Jakarta), tapi menolaknya, dan ingin fokus di PSM,” kata penggemar Cristiano Ronaldo itu.
Kemudian, di awal tahun 2017, coach Iwan Setiawan yang melatih di Persebaya Surabaya memintanya untuk bergabung bersama Persebaya untuk menghadapi Liga 2, Irfan Jaya pun menerimanya.
Walau Irfan Jaya merupakan pemain berdarah Makassar, saat itu tekadnya sudah bulat untuk mampu membawa Persebaya Surabaya promosi ke Liga1 musim depan.
Baca: Luis Milla Puji Dua Pilar Persebaya Surabaya yang Perkuat Skuat Timnas Indonesia
Namun, Irfan Jaya menemukan kendala kala beradaptasi dengan tim barunya, penampilannya di awal-awal musim ternyata sempat membuat kecewa para pendukung Persebaya Surabaya.
Beberapa penampilan buruk membuatnya tersingkir dari tim utama.
Mungkin saat itu anak dari pasangan H Samaling dan Hj Saha dinilai lambat dalam beradaptasi.
Pasalnya, saat bergabung bersama Persebaya Surabaya, Irfan Jaya baru merasakan bermain untuk tim di luar Sulawesi Selatan.
“Awal merantau sangat sedih, itu karena jauh juga dari keluarga. Tetapi, lama-kelamaan terbiasa dan sudah nyaman, main lebih enak, bahkan saya merasa lebih dihargai di sini (Surabaya),” ujarnya.
Untung, Persebaya Surabaya kemudian diambil alih pelatih Angel Alfredo Vera.
Di bawah asuhan pelatih asal Argentina tersebut, Irfan Jaya berhasil jadi pilar penting Bajul Ijo, gol demi gol dan asis mengalir dari kakinya.
Tak heran jika ia mampu menyumbang 11 gol bagi Persebaya Surabaya.
Selanjutnya, Irfan Jaya mengungkapkan alasan unik kenapa ia memilih nomor punggung 41.
Baca: Gavin Kwan Adsit Jadi Striker Timnas U-23 Indonesia, Begini Alasan Luis Milla