Harus diakui, Mario Gomez sudah pasti memiliki banyak taktik yang bisa diterapkan untuk Persib.
Menjadi asisten Hector Cuper dan menangani JDT adalah bukti sahih ia adalah seorang pelatih hebat.
JDT dibawa pelatih berumur 60 tahun itu menjuarai kompetisi AFC Cup 2015.
Selain itu, ia tidak akan mudah dibaca lawan karena baru sekali melatih di Indonesia.
Sudah tentu pelatih lawan akan kesulitan menebak apa yang akan dilakukan Mario Gomez.
Ajang Piala Presiden 2018 lalu bisa saja Mario Gomez masih menyimpan rapat taktik yang sebenarnya.
Hal itu bertujuan agar saat Liga 1 nanti, Persib bermain dengan gaya yang berbeda, kita tunggu saja.
3. Percaya Kepada Pemain Muda.
Walaupun gagal di ajang Piala Presiden 2018, ada satu hal positif yang perlihatkan oleh Mario Gomez.
Ia berani menurunkan beberapa pemain muda untuk merasakan atmosfer sebuah pertandingan.
Puja Abdillah bahkan bermain dalam dua pertandingan menghadapi Sriwijaya FC dan PSMS Medan.
Mantan pemain Persib junior, Indra Mustafa pun mendapat kesempatan bermain saat menghadapi Sriwijaya FC.
Keberanian itu menjadi tanda bahwa Mario Gomez menyukai pemain muda.
Tentu saja hal ini bukan hanya bagus bagi Persib di masa sekarang, namun dikemudian hari para pemain muda ini sudah siap menjadi tulang punggung tim.
Seperti Febri Hariyadi dan Henhen Herdiana yang saat ini bahkan sudah mendapat panggilan Timnas Indonesia. (*)