“Beberapa camilan hilang dari meja saat saya bersekolah dan para guru segera mengira itu saya tanpa investigasi," ujar Mario Balotelli.
“Namun, ada satu insiden yang tidak akan saya lupakan, air mata saya tak henti mengalir setelah itu," kata sang pemain yang dijuluki " Si Bengal" ini.
Belum lagi, diskriminasi yang didapatkan Balotelli juga terjadi saat ia berada di lingkungan sebaya.
“Saya sudah mengerjakan semua pekerjaan rumah saya. Saya tahu bahwa ibu saya akan membiarkan saya bermain sepakbola," ujar Super Mario.
"Hai teman-teman, bisakah kita bermain? Tidak Mario, Anda tidak bisa bermain, tapi saya mengerjakan PR saya, tidak Mario, kamu hitam.
“Saya berkulit hitam, karena itu saya berbeda di mata mereka, saya pikir mereka tidak menginginkan saya karena saya terlalu bersemangat saat itu," ucap Balotelli.
Tetapi ketika tahun-tahun berlalu, saya sayangnya menemukan sesuatu yang sebenarnya terjadi."
Meski berkali-kali mendapatkan perlakukan diskrimintif, mantan penyerang Manchester City dan Inter Milan ini tak akan mundur untuk melawan tindakan rasisme yang dialamatkan kepadanya.