TRIBUNNEWS.COM, DENPASAR - Putaran final Nasional Liga Sepakbola Pelajar U14 dan 16 Piala Menpora 2018 resmi bergulir.
Kick-off kompetisi sepak bola usia muda bergengsi ini ditandai dengan prosesi tendangan pertama yang dilakukan oleh Deputi Pembudayaan Olahraga Kemenpora, Raden Isnanta pada laga pembuka di kelompok usia 16 tahun, saat pertandingan tuan rumah Bali melawan Sumatera Utara usai acara pembukaan yang berlangsung di Stadion I Gusti Ngurah Rai, Denpasar Bali, Senin (3/9/2018).
Menariknya, prosesi tendangan pertama yang dilaksanakan di tengah lapangan tersebut dilakukan secara berantai. Sekjen BLiSPI, Rusman mewakili Ketua Umum Badan Liga Sepakbola Pelajar Indonesia (BLiSPI), Subagja Suihan selaku operator kompetisi U14 mendapat kesempatan sebagai penendang pertama.
Rusman kemudian mengoper bola kepada Kusnaeni selaku operator kompetisi U16 untuk kemudian diteruskan kepada Raden Isnanta yang mengolah bola dengan jugling terlebih dulu sebelum ditendang menuju udara.
Meski dikemas secara sederhana, namun acara pembukaan tetap berlangsung semarak dan meriah. Atraksi seni Bali yang disuguhkan oleh puluhan seniman setempat memberikan warna tersendiri pada acara pembukaan yang disaksikan ribuan masyarakat yang memadati Stadion I Gusti Ngurah Rai.
Hadir juga Kadispora Bali Ketut Ngurah Boy Jayawibawa, Asdep Olahraga dan Pendidikan Kemenpora, Alman Hudri, pimpinan-pimpinan daerah dari tim-tim yang berpartisipasi, Ketua Harian BLiSPI, Dani Septia Iskandar serta koordinator-koordinator wilayah dari seluruh provinsi di Indonesia.
Liga Sepakbola Pelajar U14 dan U16 Piala Menpora 2018 diikuti sebanyak 33 provinsi dengan total jumlah pemain yang terlibat mencapai kurang lebih 1400 pemain.
Raden Isnanta menyatakan jika perhelatan Liga Sepakbola Pelajar atau kompetisi berjenjang memperebutkan piala bergilir Piala Menpora ini adalah wujud nyata dari komitmen Kemenpora untuk menggerakkan dan memaksimalkan pembinaan sepak bola usia muda di Indonesia.
"Kita ingin memotivasi para pesepakbola usia muda di seluruh Indonesia untuk serius dan giat berlatih. Karena kami sudah memberikan wadah kepada mereka untuk mengasah ilmunya agar bisa menjadi yang terbaik. Kompetisi berjenjang ini sudah memasuki tahun kelima. Kali ini Bali yang menjadi tuan rumah," kata Raden Isnanta.
Kompetisi ini diakui oleh Isnanta rutin kita lakukan setiap tahun dan terukur. Para pemain yang tampil pada putaran final nasional ini adalah para pemain terbaik di provinsi masing-masing. Karena sebelumnya mereka telah berkompetisi di tingkat kabupaten/kota, kemudian meningkat ke tingkat provinsi dan sekarang bersaing di putaran nasional.
"Melalui kompetisi berjenjang ini tentunya kita akan benar-benar mendapatkan bibit-bibit unggul dari ujung-ujung Indonesia. Karena mulai dari tahap provinsi hingga nasional kami juga melakukan pemantauan bakat yang dilaksanakan oleh para mantan pemain nasional. Para pemain hasil pilihan para pemantau bakat lalu kita bentuk menjadi Timnas Pelajar," ujarnya.
Timnas Pelajar bentukan Kemenpora juga diberi kesempatan untuk mengasah kemampuannya dengan mengikuti kejuaraan-kejuaraan sepak bola internasional.
"Mereka juga kita kirim ke luar negeri. Misalkan mengikuti Kejuaraan Singa Cup di Singapura, Gothia Cup di Tiongkok dan Kejuaraan Sepakbola Pelajar Asia," paparnya.
Isnanta lebih lanjut mengatakan sejak pertama kali digelar pada 2014, Liga Sepakbola Pelajar Piala Menpora khususnya di kelompok usia 14 tahun telah menunjukkan hasil yang signifikan.