"Contohnya adalah para pemain hasil pemantauan bakat pada kompetisi 2017 yang berlangsung di Magelang. Banyak yang diminta oleh Pelatih Timnas U16 PSSI, Fakhry Husaini untuk memperkuat Timnas U16 pada Piala AFF U16 2018 di Sidoarjo. Alhamdulillah mereka berhasil menjadi juara Piala AFF 2018," tutur Isnanta.
Selain memberikan wadah kompetisi, sambung Isnanta, Kemenpora juga komit mengawal kelanjutan masa depan para pemain dengan cara bekerjasama dengan pemandu bakat dari luar negeri yang berafiliasi dengan klub-klub profesional di luar negeri.
Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi kesenjangan pembinaan dari fase yunior menuju senior.
"Memang saat ini kan ada kesenjangan dari fase yunior menuju senior. Itu terjadi karena para pemain yang berpotensi tidak memiliki wadah untuk meningkatkan kualitas permainannya. Mau masuk PPLP kan tidak semua daerah ada PPLP-nya. Karena itu, kami berupaya mencarikan solusi agar bibit-bibit unggul tersebut tidak mubazir. Caranya kami bantu mereka untuk bisa masuk ke akademi sepak bola klub-klub profesional di Indonesia misalnya Akademi Persib Bandung, Bali United dan lainnya," ujarnya.
Selain itu, pihaknya dikatakan Isnanta juga bekerjasama dengan pemantau bakat dari luar negeri yang berafiliasi dengan klub-klub profesional mancanegara.
"Jadi para pemain hasil pemantaun bakat Liga Sepakbola Pelajar Piala Menpora terus kita bantu untuk mengoptimalkan potensi dan bakatnya. Bukan hanya nasional tetapi juga sampai ke level internasional. Seperti Egy Maulana Vikri yang merupakan hasil binaan SKO Ragunan Jakarta naungan Kemenpora yang juga produk dari Liga Sepakbola Pelajar Piala Menpora. Kita ingin melahirkan Egy-egy baru," paparnya