"Jadi yang bersangkutan menjawab ya (menyuruh tiga orang untuk merusak dokumen, red). Alasannya memang menyuruh orang tersebut untuk mengamankan barang itu," ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Argo Yuwono, Selasa (19/2).
Gelar Kongres Luar Biasa
PSSI akan menggelar Kongres Luar Biasa (KLB) setelah menggelar rapat Komite Eksekutif (Exco) yang dipimpin oleh Plt Ketua Umum PSSI Joko Driyono di kantor PSSI, Gedung FX, Jakarta, Selasa (19/2) malam.
Keputusan menggelar KLB berdasarkan pada dinamika yang berkembang dan mendengarkan aspirasi anggota agar visi dan program bisa berjalan.
Kongres Luar Biasa nanti memiliki dua agenda, yaitu membentuk perangkat Komite Pemilihan dan Komite Banding Pemilihan. Agenda kedua adalah menetapkan tanggal kongres pemilihan kepengurusan baru.
"Untuk menyiapkan KLB dengan dua agenda itu dan mempertimbangkan padatnya program PSSI, termasuk menjaga komitmen partner komersial kompetisi profesional, serta untuk menghormati agenda besar politik nasional,” ujar Joko seperti dikutip dari laman resmi PSSI.
Dalam rapat Exco pada Selasa lalu PSSI juga akan mengutus perwakilan ke kantor FIFA di Swiss. Utusan ini akan meminta saran yang tepat dari induk sepak bola dunia tersebut.
PSSI akan mengutus perwakilan ke Zurich untuk berkoordinasi secara langsung dengan FIFA untuk mendapatkan arahan dan rekomendasi yang tepat,” kata Joko Driyono.
Keinginan Erick Thohir
Ketua Umum Komite Olimpiade Indonesia (KOI) Erick Thohir masih menyimpan keinginannya untuk membantu membenahi sepakbola Indonesia.
Bukan menjadi ketua umum PSSI melainkan, lewat operator liga yang menjalankan kompetisi sepak bola Indonesia. Erick Thohir hanya ingin membantu apabila PSSI sudah kembali kondusif.
Baca: Sudah 97 Persen Penduduk di Indonesia Bisa Nikmati Layanan 4G LTE
"Waktu itu saya bilang kalau kita diharapkan berkontribusi untuk sepak bola, salah satunya bisa saja untuk perbaikan liga. Tapi kan tidak bisa liga diperbaiki tanpa kepemimpinan PSSI yang hari ini sedang gonjang-ganjing. Tidak mungkin kan,” kata Erick Thohir, Rabu (20/2).
Makanya, dari awal ketika ditanya bagaimana masalah KLB, saya bilang no comment, silakan saja KLB dulu. Kalau memang kita dianggap profesional, track record-nya dianggap profesional, ya boleh kita bicarakan, tapi bukan pada saat-saat seperti ini baru kita masuk,” jelasnya.
Lebih lanjut, pengusaha yang kini menjabat sebagai Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf Amin itu juga menjelaskan memperbaiki liga sepakbola Indonesia tidak mudah. Menurut Erick mengelola liga paling tidak memerlukan waktu selama tiga tahun untuk memperbaiki.
Tidak mungkin cuma satu tahun, butuh tiga tahun terus habis tiga tahun mulai stabil baru tahun ketujuh, kedelepan, kesembilan, ke-10 baru terlihat letupannya, ledakannya,” kata Erick. (Tribunnews/andri malau/abdul madjid)