Terpisah, pelatih timnas U-23 Indonesia, Indra Sjafri mengaku uji tanding tersebut memberinya gambaran mengenai beberapa muka-muka anyar yang ia panggil dalam pemusatan latihan menjelang SEA Games 2019 ini.
"Ini kan kita dari awal sudah bilang kita memanggil potensi-potensi baru. Dari pemanggilan itu ada tiga hari dan tiga sesi latihan. Kita coba dengan PSIM datangkan muka-muka baru dan pada prinsipnya yang kita panggil sampai detik ini memang belum sesuai dengan harapan kita," ujar Indra.
"Tapi saya yakin, karena mereka baru debut pasti akan mempengaruhi mereka dan saya yakin ke depan dia akan lebih baik," imbuhnya.
Pada laga tersebut, Garuda Muda tampil lebih dominan menguasai permainan di awal babak pertama. Sebaliknya, PSIM Yogyakarta sesekali keluar menyerang, meski terkesan sporadis sehingga mudah digagalkan.
Padahal, juru taktik PSIM Yogyakarta asal Montenegro, Vladimir Vujovic, menurunkan langsung deretan bintangnya sejak sepak mula.
Benar saja, empat bek sejajar, Fandy Edy, Hisyam Tole, Aditya Putra Dewa dan Tedi Berlian, mendapatkan tugas untuk melindungi penjaga gawang I Putu Pager.
Kemudian, Vlado mempercayakan duet Agung Pribadi dan Raymond Tauntu sebagai poros ganda di lini tengah. Sedangkan tridente Hendika Arga, Raphael Maitimo, dan Ichsan Pratama, didapuk menopang pergerakan ujung tombak serangan, Cristian Gonzales.
Sayang, keberadaan sejumlah nama besar di dalam skuat, gagal memberi dampak signifikan, cenderung monoton dan minim kreativitas, sehingga beberapa peluang yang diperoleh penggawa Parang Biru tak mampu menembus rapatnya pertahanan Bagas Adi dan kolega.
Usai turun minum, PSIM langsung berinisiatif menyerang. Arga Permana dan El Loco langsung mengancam yang sayangnya masih mampu diamankan penjaga gawang pengganti timnas, Dicky Indrayana.
Timnas mengganti seluruh pemain di babak kedua ini di mana nama-nama seperti Rachmat Irianto, Nur Hidayat, Rifat Marasabesy hingga pemain anyar macam Hambali masuk memberi penyegaran.
Di sisi lain, PSIM juga mengganti beberapa pemain seperti memasukkan Hendrico, Rossi mengisi sayap dan mengubah Arga di posisi tengah.
Wasit Fariq Hitaba membuat keputusan berani saat menganggap ganjalan badan di dalam kotak penalti pada Tedi Berlian pada Sani Rizky Fauzi bukan sebagai pelanggaran. Kapten Nur Hidayat sempat memprotes namun tetap keputusan tak berubah.
Meski kedua tim saling menyerang dan beberapa peluang tercipta, namun hingga akhir laga tak ada satu gol pun tercipta.