Enam diantaranya bertahan hingga peluit panjang dibunyikan.
Sebaliknya, jika Green Force tidak bisa memenangi babak pertama, besar kemungkinan Ruben Sanadi dkk kesulitan di babak kedua.
Dari 13 laga babak pertama yang berakhir imbang, hanya 7 diantaranya yang membuahkan poin.
Itupun hanya 1 poin per pertandingan. Sisanya Persebaya harus rela kehilangan poin.
Lebih buruk lagi jika Persebaya ketinggalan di babak pertama.
Selain soal strategi, tentu mentalitas menjadi faktor penting dibalik merosotnya penampilan Persebaya di babak kedua.
Oleh karena itu Pikal menekankan pada pemainnya untuk menunjukan determinasi selama 90 menit pertandingan.
”Saya ingin pemain sadar, tidak boleh loyo dan harus memberikan seratus persen selama 90 menit,” tutur Pikal.
Di kubu PSS Sleman, menjadi tim paling menghibur di Liga 1 2019, bermodalkan pemain yang lebih banyak bermain di Liga 2, Seto Nurdiantoro sebagai pelatih kepala sukses membuat Elang Jawa menjadi tim yang efektif meskipun berstatus promosi.
Meladeni Persebaya PSS Sleman dipastikan akan tampil tanpa diperkuat dua legiun asingnya, Alfonso De La Cruz dan Brian Federico Ferreira.
Menurut keterangan dokter tim PS Sleman, Hernawan Sukoco, keduanya mendapat keluhan terkait fisik masing-masing.
"Alfonso mengeluhkan nyeri di bagian otot paha dalamnya, otot yang sama dengan cedera kemarin tapi keluhan saat ini lebih kebagian pangkal, jadi beda lokasi walau satu otot.
"Keluhan saat ini bisa saja karena overuse atau memang bekas cedera lama yang kambuh lagi," ujar Hermawan di laman resmi Klub.
Berbeda dengan Alfonso yang mengalami gangguan di bagian kaki, Brian tidak dibawa ke Surabaya karena adanya nyeri bagian perut samping yang menyebabkan dirinya mual.