Bedanya jika Beckham banyak menggunakan kaki kanan, maka Recoba memiliki kekuatan dan akurasi yang terletak di kaki kirinya, tentunya hal tersebut membuat Alvaro Recoba semakin mempesona di permainan Inter.
Lini serang Inter Milan yang ditempat Ronaldo, Youri Djorkaeff, hingga Ivan Zamorano membuat Recoba muda harus belajar beradaptasi denga budaya dan kultur sepak bola baru.
Di musim awal kedatanganya, Inter Milan berhasil finis diperingkat kedua dan berhasil meraih gelar Piala UEFA di musim 1997/1998.
Namun awal yang sulit kembali menanti Recoba di Inter, tepatnya di pertengahan tahun 1998/1999 ia dipinjamkan ke Venezia.
ALvaro Recoba oleh Marcelo Lippi disekolahkan le Venezia untuk menemah menit bertandingnya.
Marcello Lippi menjadi pelatih Inter Milan pasca Moratti mendepak Luigi Simoni dari kursi pelatih.
Selama di masa peminjaman, Reoba menunjukkan talentanya dengan melesakkan 11 gol dari 19 penampilan.
Recoba kembali ke Inter Milan untuk musim 1999/2000 dan menjadi pemain regulerĀ di bawah Lippi, dan ia berhasil mencatatkan 27 penampilan.
Recoba bersama Inter Milan dalam kondisi terpuruk saat musim 2000/2001, dimana Nerazzurri secara mengejutkan tersingir dari kualifikasi Liga Champions.
Pada musim 2000/2001, Reoba mencatatkan 16 pertandingan di paruh pertama kompetisi serta berhasil mengoleksi delapan gol.
Ketika kegemilangan Recoba mula terasah, pemain asal Uruguay itu terkena kasus dengan sebutan skandal paspor.
Disinyalir ia dan pemain Amerika Selatan lainnya menggunakan paspor palsu ketika hijrah ke Eropa.
Pada Juni 2001, Avaro Recoba dilarang bermain di Liga Italia selama emusim.
Untungnya Recoba berhasil mengajukan banding dan membuat hukumannya menjadi ringan.