Sanksi yang diberikan berubah menjadi empat bulan larangan bertanding, tepatnya Desember 2001 ia sudah dapat bermain bagi Inter Milan.
Hingga akhir musim 2001, Alvaro Recoba selalu bermain reguler bersama Inter dan mencatatkan enam gol.
Meskipun demikian, Alvaro Recoba petualangnnya di Inter Milan dihiasi dengan puncak palung yang harus dilaluinya.
Tepatnya di musim 2003/2004, El Chino menderita cedera dan membuatnya hanya mampu bermain sebanyak 18 penampilan dan mengoleksi delapan gol.
Ia menjadi pencetak gol terbanyak kedua musim itu setelah Christian Vieri.
Musim 2004/2005 kembali menjadi penampilan pasang surut Inter Milan dan Recoba bersama pelatih barunya, Roberto Mancini.
Recoba di msuim tersebut hanya mampu melesakkan tiga gol dari 13 penampilan.
Tepatnya Januari 2005, laga lawan Sampdoria, Recoba kembali menunjukkan kapasitasnya sebagai lini serang yang mumpuni dengan melakukan hal yang sama saat debutnya di Inter Milan.
Bangkit dari bangku cadangan ia berhasil menciptakan satu assist bagi obafemi Martins serta satu gol penentu kemenangan Inter.
Tentu saja laga tersebut merupakan tumpahan perasaan dari Alvaro Recoba yang dihiasi dengan cedera, kekecewaan dan skandal yang menimpanya.
Musim terakhir Recoba di Inter berakhir dengan kekecewaan.
Ia hingga akhir musim 2008 dipinjamkan ke Torino dan hanya mencetak satu gol dari 22 penampilannya.
Bersama Nerazzurri ia sukses meraih beberapa gelar bergengsi, diantaranya trofi Serie A, UEFA Cup, Coppa Italia, dan Super Coppa,
Ungkapan yang tepat bagi Recoba, pemain muda yang penuh dengan kekecewaan, cedera, kegemilangan dan skandal saat membela Inter Milan.
Berbagai masalah yang menimpanya membuat potensi dan talentanya tidak terpenuhi saat berbalut seragam Nerazurri.
(Tribunnews.com/Giri)