Diego Simeone yang menjadi kreator lini serang Nerazzurri ditempel ketat pergerakannya leh Edgar Davids, sedangkan Ronaldo beberapa kali harus ditempel dua pemain bertahan tuan rumah.
Juventus terlebih dahulu mampu unggul melalui aksi Alessandro DeL Piero menit ke-21.
Kekecewaan tidak terbendung manakala dirinya merasa dirugikan oleh keputusan Piero Ceccarini sebagai wasit kala itu.
Saat itu Inter Milan sedang melakukan serangan lewat tusukan Ivan Zamorano tetapi bisa dihalau Alessandro Birindelli.
Bola liar di kotak penalti pun berada di penguasaan Ronaldo yang memiliki sudut tembak yang bagus.
Hanya saja pergerakan Ronaldo dihalau oleh bek Juve, Mark Iuliano, sehingga pemain asal Brasil itu terjatuh.
Pemain Inter Milan sempat protes keras tetapi wasit memilih melanjutkan permainan.
Kekalahan 0-1 atas Juventus berimbas pada laga-laga selanjutnya Inter Milan yang menuai hasil kurang baik.
Juventus pada musim tersebut berhasil meraih gelar dengan memanfaatkan kekecewaan Ronaldo atas keputusan wasit.
Namun kejayaan Ronaldo seakan sirna dengan cepat saat berseragam Inter Milan.
Tepatnya di musim 1998/1999 Ronaldo mengalami cedera pecah tendon.
Kala itu ia sedang melangsugkan pertandingan melawan Lecce.
Musim tersebut, El Fenomeno hanya sanggup mengemas 15 gol dari 19 penampilan.
Cedera yang terus menderanya membuat Ronaldo muda kesulitan bentuk permainan terbaiknya bersama si biru hitam.