Selain itu ia berhaisl menyumbangkan dua gelar liga domestik dan satu Coppa Italia.
Bahkan berkat kegemilangan Maradona bagi publik Sao Paolo, mereka mengatakan tidak masalah jika tidak ada akses bus, pekerjaan, hingga sekolah, asalkan Maradona bermain bagi tim kesayangan mereka.
Diego Maradona yang berhasil menggairahkan pendukung Napoli membuat tahun tahun berikutnyaklub klub seperti Udinese, Fiorentina, hingga Parma menggali urat nadi Buenos Aries hingga Rosario untuk menemukan predator ulungĀ bagi tulang punggung timnya.
Dominasi Maradona yang identik dengan permainan khas tim Tango berbarengan dengan kembalinya AC Milan dan Juventus.
Udinese melihat kesempatan tersebut dengan menaikkan pria asal Argentina lainnya sebagai penerus Mradona.
Ialah Abel Balbo yang mampu meneruskan eksistensi Argentina di kancah sepak bola Italia.
Pada musim 1992/1993. Abel Babo langsung membuktikan dirinya bersama Udinese dengan mencetak 21 gol dan finis kedua sebagaiĀ Capocannoniere.
Abel Balbo sberkarir di klub klub elite Ialia seperti AS Roma, Udinese, Fiorentina hingga Parma.
Total ia mampu mencetak 117 gol dari 12 musim bermain di Serie A.
Romantisme kemudian berlanjut dengan datangnya salah satu pencetak gol ulung ke Liga Italia, yaitu Gabriel Batistuta.
Sama halnya dengan Maradona, Gabriel Batistuta yang juga berjuluk Batigol lebih memilih Fiorentina sebagai klub dan rumahnya di banding tim elite dari utara.
Batigol merupakan wujud kesetiaan pemain Argentina akan publik Florence yang dimusim keduanya justrus terdegrdasi ke Serie B.
Ia enggan berpindah ke klub lain yang kala itu banyak tawaran yang menggiurkan untuk meninggalkan publik Artemio Franchi.
Kesetiaan Batistuta bersama La Viola berhasil mengangkkat tim yang identik dengan warna ungu itu kembali ke Serie A melalui gelontoran 16 golnya.