"Ketika anda memiliki pelatih baru, hal-hal baru akan terjadi," ungkap Sasa Ognenovski.
"Jelas, dia (Shin Tae-yong) berusaha membawa gayanya sendiri ke tim dan klub, sehingga mendapat dukungan lebih banyak dukungan."
"Dia adalah pelatih muda sehingga memiliki pandangan yang berbeda pada gaya Korea lama," ungkap Sasa Ognenovski.
Hal pertama yang dilakukan Shin Tae-yong saat kedatangannya, adalah melepas citra lamanya sebagai kapten yang karismatik, bandel, dan bergaul dengan para pemain lama dan baru.
Pria yang dikenal sebagai 'rubah di lapangan' itu berhasil membawa Seongnam menjadi runner-up K-League dan meraih Piala FA Korea.
Tak hanya itu, Shin Tae-yong juga tercatat sebagai pemain dan pelatih pertama yang berhasil memenangkan Liga Champions Asia.
Menurut Ognenovski yang meraih gelar Liga Champions Asia bersama Shin Tae-yong, kunci dari kesukesan adalah, "Anda harus memiliki keseimbangan yang tepat."
Dalam artian, keseimbangan pemain muda dan senior, karena kombinasi tersebut bisa meredam situasi sulit sebuah tim untuk mencapat tujuan mereka.
"Kami memiliki beberapa pemain yang berpengalaman dan pemain yang muda dalam tim."
"Tapi seluruh pemain bisa melakukannya dengan baik."
"Karena tanpa rasa takut, pemain muda membawa kegembiraan untuk tim, sedangkan pemain senior memahami permainan lebih baik dari mereka disaat sulit," tuturnya menjelaskan.
Shin Tae-yong melatih Seongnam dalam kurun waktu 2010-2012.
Dalam masa itu, Seongnam sempat ditinggal pemain kunci karena cedera dan tugas membela negara masing-masing.
Namun Seongnam dapat melaju lancar ke arah yang benar.
"Saya ingin menunjukkan kepada seluruh dunia bahwa sepakbola Asia bukan lagi orang luar tetapi yang terbaik di dunia. Itu yang ingin saya buktikan," tutup Shin Tae-yong.
(Tribunnews.com/Sina)