Untuk itu, tambah Candra, demi mendapatkan kepastian, karena banyaknya informasi yang simpang siur di luar tentang penggunaan Stadion GBT.
Managemen Persebaya, dikatakan Candra sudah melayangkan surat untuk bisa bertemu langsung dengan Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini.
"Persebaya sudah mengirim surat pada Pemerintah Kota Surabaya untuk bertemu dan audiensi dengan Ibu Wali (Tri Rismaharini) untuk mendapatkan kepastian sejauh mana peluang bermain di Gelora Bung Tomo," tegas manager asal Bojonegoro itu.
"Kami ingin tau kepastian itu seperti apa, seberapa besar peluang bisa main di sana (Stadion GBT)," tambah Candra.
Persebaya dikatakan Candra akan memaksimalkan peluang sekecil apapun untuk bisa bermain di Surabaya.
"Misal renovasi beratnya terjadi di bulan Mei dan Juni, berarti masih bisa kami pakai sampai April," harap Candra.
Ditanya soal opsi salah satu stadion yang lain di Surabaya, Stadion 10 November, Candra mengembalikan pada realita, di mana selama ini, dua tahun terakhir.
Candra mengembalikan itu semua pada pemilik dan pengelola stadion, dalam hal ini Pemkot Surabaya.
"10 November saya kira, kami sudah dua tahun ini tidak pernah bisa, latihan saja tidak bisa apalagi bermain.
Persebaya selama ini sudah mencoba, tapi tidak pernah mendapat izin," tegas Candra.
Jika saja benar-benar tidak ada peluang sedikitpun bermain di Surabaya, baru pihaknya akan mencari opsi stadion lain di kota-kota terdekat dari Surabaya.
"Opsinya kota-kota terdekat di Surabaya, salah satunya Sidoarjo," ucapnya.
Penyebutan Stadion Gelora Delta di Sidoarjo disampaikan Candra bukan tanpa alasan. Sebab tidak semua stadion di kota terdekat Surabaya lolos verifikasi Liga 1.
"Tidak semua stadion di kota-kota terdekat (Surabaya) lolos verifikasi, Gresik tidak lolos, kota-kota atau kabupaten terdekat lain kan juga tidak lolos, yang sudah lolos Sidoarjo," katanya.