Laporan Wartawan Tribun Medan Ilham Fazrir Harahap
TRIBUNNEWS.COM, MEDAN - Kekalahan PSMS Medan atas Felda United pada Turnamen Edy Rahmayadi Cup di Stadion Teladan, Kamis (16/1/2020) kemarin, menuai reaksi keras dari pendukung fanatik Ayam Kinantan.
Kelompok suporter SMeCK Hooligan sepakat memboikot laga PSMS kontra Penang FA pada Sabtu (18/1/2020) nanti.
Lewat akun instagram @smeckhooligan, Jumat (17/1/2020), mereka mengkritik kebijakan manajemen PSMS merekrut Philip Hansen dan akan memboikot laga terakhir PSMS di Edy Rahmayadi Cup, Sabtu (18/1).
Ada lima poin statemen yang mereka sampaikan berdasarkan hasil rapat.
Berikut poin yang disampaikan SMeCK Hooligan:
1. Sistem perekrutan pemain yang tidak profesional.
Di era sepak bola yang modern sistem perekrutan pemain dalam sebuah tim profesional tidaklah harus selalu melakukan sistem kuno trial/seleksi, mengingat track record calon pemain yang sama-sama sudah kita ketahui kualitasnya. Cukup dengan cara tes medis untuk mengetahui kondisi fisik dan riwayat cedera, terkecuali untuk pemain amatir.
2. Track record yang biasa-biasa saja selama menukangi beberapa tim.
Kami tidak menemukan prestasi mentereng dari seorang Philip Hansen.
Mengingat PSMS sebagai salah satu klub besar bersejarah, sangat riskan rasanya pemilihan pelatih karena CV yang dikirim salah satunya tertulis pernah berstatus main di Medan (Medan Jaya).
Sehingga kami menilai pemilihan pelatih kepala terkesan coba-coba, karena yang kita ketahui ada belasan CV yang masuk dan ada nama pelatih yang berpengalaman. Sehingga kami merasa heran kenapa CV Philip Hansen yang dipilih.
3. Tidak memanfaatkan talenta lokal Sumatera Utara.
Sama-sama kita ketahui Sumatera Utara tidak pernah berhenti mencetak talenta lapangan hijau yang mumpuni. Sejauh pengamatan kami, Philip Hansen memprioritaskan pemain dari luar Sumatera Utara untuk bergabung dengan PSMS Medan, yang pada nyatanya kualitas pemain yang beliau bawa tidak lebih baik dari produk lokal Sumatera Utara yang ada.