Kekurangannya, ketika dalam tekanan Miswar Saputra lebih memilih menyapu bola dibandingkan melihat celah untuk memberikan bola ke rekan terdekatnya.
Ini sangat berbeda dengan Rivky Mokodompit, kemampuan olah bolanya prima, dan tidak segan untuk menguasai bola dalam tekanan.
Hal tersebut tidak lepas dari posisi Rivky Mokodompit yang sempat menjadi penyerang di awal karirinya bersama Persibom Bolaang Moongondow.
Uniknya, baik Miswar Saputra dan Rivky Mokodompit memiliki kekurangan yang sama : kerap salah mengambil keputusan.
Miswar Saputra bisa menjadi kiper-sweeper, tetapi ia juga kerap melakukan blunder kala maju untuk memotong laju bola.
Sedangkan Rivky Mokodompit, tidak lepas dari kesalahan dalam memberikan umpan, dalam beberapa laga, ia kerap melakukan salah umpan yang membahayakan lini belakang PSM Makassar musim lalu.
Secara penampilan, keduanya dalam tren yang berbeda musim lalu.
Miswar mencapai puncak permainan musim lalu, usai tiga musim berseragam Bajol Ijo dan menjadi pemain kunci untuk membawa Persebaya Surabaya sukses mengunci posisi kedua Liga 1.
Sedangkan Rivky Mokodompit dalam tren yang menurun, usai membawa PSM Makassar lolos ke Piala AFC musim lalu dan menjadi juara Piala Indonesia, musim ini penampilannya inkonsisten dan kerap digantikan oleh Hilman Syah.
Tetapi, Rivky Mokodompit bisa menjadi jawaban tepat bagi Persebaya Surabaya mengingat transfer Teguh Amiruddin yang gagal, Rivky bisa menjadi jawaban di posisi yang ditinggalkan Miswar Saputra yang hengkang ke PSM Makassar.
(Tribunnews.com/Gigih)