Saiful Bakhtiar tewas saat pertandingan sepakbola persahabatan antara Kecamatan Singgahan melawan Kecamatan Bangilan.
Saat itu hujan, tiba-tiba terdengar suara petir dan korban tersambar kemudian jatuh.
Tubuh korban mengeluarkan asap, kemudian dilarikan ke Puskesmas Bangilan, namun nyawanya tak tertolong.
Dikutip Surya, Kapolsek Bangilan AKP Budi Handoyo mengatakan tidak ada tanda-tanda kekerasan di tubuh korban.
Pihak keluarga menerima dan tidak meminta jasad korban untuk diautopsi.
"Korban tidak selamat, tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan, pihak keluarga juga sudah menerima kejadian itu," pungkas Kapolsek Budi Handoyo.
AKP Budi Handoyo mengatakan, kronologi terjadinya Saiful Bakhtiar disambar hingga tewas, bermula saat bertanding sepakbola dalam cuaca hujan.
Sebelum pertandingan, petir saat hujan sudah terdengar suara gemuruh langit disertai petir.
Tiba-tiba korban tersambar petir, saat cuaca dalam kondisi hujan.
Lalu secara tiba-tiba, lanjut Budi Handoyo, petir menyambar salah satu pemain yaitu Saiful Bakhtiar.
Dia langsung tergeletak dan tubuhnya sempat mengeluarkan asap.
"Petir langsung menyambar begitu saja, saat pertandingan sepakbola berlangsung, korbannya Saiful Bakhtiar," ujar Kapolsek Budi Handoyo.
Budi menjelaskan, teman-temannya yang mengetahui korban tersambar petir lalu menolongnya untuk dibawa ke Puskesmas Bangilan.
Namun sayang, nyawa korban tidak tertolong dan dinyatakan meninggal dunia.