TRIBUNNEWS.COM - Pihak PSIM Yogyakarta meminta Satgas Anti Mafia Bola agar segera bertindak.
Klub asal Yogyakarta tersebut merasa dirugikan dengan salah satu keputusan wasit dalam laga perdana Liga 2 2020.
Perlu diketahui, pertandingan antara Sriwijaya FC kontra PSIM Yogyakarta diwarnai dengan keputusan kontroversial dari sang pengadil lapangan.
Berlangsung di Stadion Jakabaring, wasit dalam laga tersebut memberikan keputusan berupa penalti kontroversial di ujung pertandingan.
Rio Permana Putra yang menjadi wasit dalam laga tersebut memberikan penalti kepada tuan rumah.
Setelah melihat salah seorang pemain belakang PSIM Yogyakarta melakukan handsball di kotak penalti.
Baca: Catatan dan Fakta Menarik Pekan Perdana Liga 2, Hujan Gol hingga Penalti Kontroversial Sriwijaya FC
Baca: Stadion Batakan Jadi Venue Pembuka Liga 2: Pantia Jual 18 Ribu Tiket
Full back PSIM, Risman Maidullah dinilai melakukan handball di kotak penalti pada menit ke-92.
Akhirnya, tim tuan rumah berhasil meraih kemenangan dalam laga berakhir dengan skor 2-1 tersebut.
Disinggung terkait masalah tersebut, David MP Hutauruk selaku manajer PSIM secara khusus berharap agar Satgas Anti Mafia Bola akan segera bertindak mengusut kasus tersebut.
David mengaku pihaknya sangat kecewa dengan ketidakadilan wasit yang menodai prinsif sportifitas dalam olahraga.
"Jujur kami sangat kecewa terhadap hasil pertandingan kemarin bukan karena semata kami kalah, akan tetapi pertandingan tersebut diwarnai oleh kejadian yang menodai prinsip fair play dan tidak tunduk pada fifa laws of the game," ujar David MP seperti yang dikutip dari Tribun Jogja.
Manajer tim berjuluk Laskar Mataram itu meminta Satuan Tugas (Satgas) Anti Mafia Bola untuk mengusut tuntas penalti kontroversi dipenghujung laga yang diberikan oleh wasit asal Riau tersebut kepada tim tuan rumah.
"Jujur kami sangat kecewa terhadap hasil pertandingan kemarin bukan karena semata kami kalah, akan tetapi pertandingan tersebut diwarnai oleh kejadian yang menodai prinsip fair play dan tidak tunduk pada fifa laws of the game," ujarnya, Senin (16/3/2020).
"Kita menyampaikan protes keras atas kejadian ini dan minta kepada pihak terkait agar diusut tuntas agar tidak menimbulkan prasangka negatif," lanjut dia.