"Namanya musibah. Jadi ya, mau gimana lagi," ucap Bayu Gatra menambahkan.
Sedangkan tanggapan berbeda dilontarkan oleh Persita Tangerang melalui Manajer Tim, I Nyoman Suryanthara.
Menurut Manajer Tim Pendekar Cisadane tersebut, PSSI diminta terlibat dalam kejelasan teknis dalam penentuan presentasi pembayaran gaji pemain.
Persita juga berharap agar PSSI juga menjelaskan lebih rinci soal aturan pembayaran gaji pemain dari bulan Maret hingga Juni mendatang.
Pasalnya, menurut I Nyoman Suryanthara tidak semua klub memiliki kemampuan finansial yang sama.
“Tentu kemampuan finansial klub tidak sama. Apalagi dalam kondisi seperti ini, otomatis secara pemasukan akan lumayan berkurang."
"Karena itu kami berharap ada keterlibatan PSSI di sini."
"Setidaknya untuk memperjelas teknis seperti apa penentuan persentase gaji yang akan diberikan selama masa darurat ini,” kata Nyoman seperti rilis pers yang diterima oleh Tribunnews.com.
Namun secara garis besar apa yang menjadi keputusan dari PSSI, Persita Tangerang mendukung langkah yang dikeluarkan tersebut.
Menurutnya langkah yang diambil oleh PSSI saat ini dinilai tepat, mengingat kesehatan dan keselamatan bersama merupakan faktor utama mengingat pandemi virus corona yang semakin berkembang.
“Kami tentu menerima dan mendukung keputusan dari PSSI. Apalagi ini kan memang untuk kepentingan dan keselamatan kita semua."
"Yang terpenting adalah kesehatan dan keselamatan semua pelaku industri sepak bola."
PSSI sendiri mengambil keputusan untuk menangguhkan kompetisi, baik Liga 1 dan Liga 2 hingga 29 Mei 2020.
Kemudian kalender pertandingan dapat berlangsung kembali pada awal Bulan juli mendatang.
Namun catatanya, kompetisi sepak bola di Indonesia dapat kembali bergulir dengan syarat kondisi sudah dirasa aman.
(Tribunnews.com/Giri)(Tribun Timur/Wahyu Susanto)