"Itu sangat beresiko dimana jika pemain seperti mereka harus cedera atau tidak fit, seluruh tim terkena dampaknya," lanjut Van Persie.
"Sementar itu filosofi tim seperti Liverpool sudah benar, kini Manchester United perlu menciptakan kekuatan kolektif seperti itu," ungkapnya.
"Tantangan bagi Manchester United kini adalah melihat apakah Solskjaer dapat membangun filosofinya sendiri atau tidak," tantang Van Persie.
Seperti yang kita ketahui, ada salah satu keberhasilan Liverpool dalam beberapa musim terakhir.
Keberhasilan tersebut didasarkan karena keahlian mereka dalam berbisnis utamanya merekrut pemain-pemain tepat untuk menambah kualitas skuatnya.
Transaksi transfer yang mengesankan telah menjadi bagian besar dari perjalanan Liverpool menjadi jawara Eropa.
Sekarang Liverpool memiliki dasar pandangan dalam membangun kesuksesan mereka.
Baca: Dinasti Jurgen Klopp Bersama Liverpool Bisa Diganggu Timnas Jerman
Berikut analisa menarik perbandingan kebijakan transfer yang dilakukan Liverpool dan Manchester United dalam beberapa tahun terakhir yang dilansir dari Bleacher Football:
1. Tepat dalam Melakukan Transfer Besar
Ketika Liverpool semakin kuat setiap tahunnya sejak diambil alih Jurgen Klopp, mereka tampak melakukan kebijakan transfer dengan benar.
Coba lihatlah ada lima pemain Liverpool yang paling mahal transfernya, namun kelimanya mampu memberikan kontribusi besar bagi The Red.
Lima transfer termahal tersebut antara lain Virgil van Dijk, £ 75 juta; Alisson, £ 66,8 juta; Naby Keita, £ 48 juta; Fabinho, £ 40 juta; dan Mo Salah, £ 36,9 juta.
Mari kita bandingkan dengan pergerakan transfer termahal Manchester United selama tiga tahun terakhir yang berbanding terbalik dengan performa yang ditunjukkan oleh para pemain rekrutannya.
Lima transfer Manchester United dalam tiga tahun terakhir yakni Paul Pogba, £ 89,3 juta; Harry Maguire, £ 80 juta; Romelu Lukaku , £ 75 juta; Fred, £ 52 juta; dan Aaron Wan-Bissaka, £ 50 juta.