"Musim kedua (bagi Sheva) sangat sulit bagi kami, karena ada pergantian pelatih. Meskipun demikian, saya memiliki kampanye yang hebat dan mencetak 24 gol, tetapi kami tidak memenangkan apa pun," tutur Sheva.
Di penghujung 2001, November, AC Milan kembali berganti pelatih dengan menggandeng Carlo Ancelotti.
Pelatih jenius asal Italia ini berhasil mengembalikan masa kejayaan tim Rossoneri dengan memenangkan trofi bergengsi termasuk Liga Champions.
“Tahun kami memenangkan Scudetto pada 2003-04, itu adalah antara Juventus, Milan dan Roma. Pertengahan musim, kami tujuh atau delapan poin di belakang Roma, jadi kemenangan di Roma sangat penting dan kami menutup selisih satu poin dalam waktu sebulan."
“Memenangkan Scudetto di San Siro melawan Roma, pesaing utama, adalah hari yang tak terlupakan. Saya ingat betapa istimewanya melihat penggemar Milan di stadion merayakan tim hebat ini. Itu jelas salah satu momen terbaik dalam karier sepakbola saya," kata Sheva.
Pada tahun tersebut, AC Milan berhasil meraih trofi Liga Champions di bawah asuhan Don Carlo, sapaan akrab Carlo Ancelotti.
Dan menjadi musim emas bagi Sheva lantaran dirinya berhasil meraih trofi Ballon d'Or pada tahun 2004.
Bagi Sheva, AC Milan merupakan rumah kedua. Delapan tahun yang dia habiskan di sana membuatnya dekat dengan orang-orang Italia.
Momen Terbaik Ricardo Kaka Bersama AC Milan >>>
(Tribunnews.com/Sina)