TRIBUNNEWS.COM - Inter Milan musim ini adalah salah satu kandidat kuat juara, apalagi ditangani oleh sosok Antonio Conte.
Nerazzuri menjadi favorit juara Liga Italia bersama Juventus, Lazio dan Napoli.
Sempat menggigit di paruh musim, Inter Milan justru melempem dan kini berada di posisi tiga, di belakang Lazio dan Juventus.
Lalu, apa masalah Inter MIlan, terutama Antonio Conte, hingga membuat prestasi Lukaku dan kawan-kawan justru menurun?
Baca: Liga Inggris dan Liga Italia Susul Liga Spanyol, Kompetisi Libur Hingga Waktu yang Belum Pasti
Baca: Top Skor Sementara Liga Italia Disarankan Tidak Pindah ke Chelsea
Apa yang dilakukan Inter Milan di awal musim sejatinya tidak buruk, start baik dilakukan Antonio Conte sejak pekan pertama.
Menghadapi Lecce, Inter Milan menang 4-0, kemenangan ini sekaligus menyamai rekor 60 tahun yang lalu dimana Inter Milan menang di pekan perdana dengan lebih dari 4 gol.
Kemenangan tersebut melambungkan harapan supporter Inter Milan, tentu saja para pemain Inter Milan juga memiliki kepercayaan diri tinggi dengan start yang apik.
Ini tidak lepas dari persiapan apik Inter Milan, mendatangkan Antonio Conte yang datang dengan misi untuk membuat Inter menjadi penantang serius gelar juara
Bukan tanpa alasan Conte mengusung ambisi tersebut, aroma pembuktian usai gagal di Chelsea pada musim terakhirnya, membuat mantan pemain Juventus ini memiliki rasa lapar yang besar untuk meraih prestasi.
Ditambah lagi hadirnya sosok Steven Zhang, Presiden klub yang baru berusia 28 tahun, dan sangat vital bagi klub.
Steven melihat kesuksesan JUventus dalam satu dekade terakhir, dan berusaha meruntuhkan dominasi tersebut, ia kemudian mengambil bagian pentin Juventus untuk diboyong ke San Siro : Beppe Marotta.
Kombinasi Marotta-Steven Zhang-Conte inilah kunci daya ledak Inter Milan di awal musim, ketiganya bermain cerdas di bursa transfer.
Inter Milan yang bebas dari masalah financial fair-play yang menjerat mereka pada 2015, langsung menggila di lantai bursa transfer.
Lukaku diboyong 66 Juta Paun, ditambah Valentino Lazaro seharga 20 Juta Paun dar Hertha Berlin, dan menyetujui gaji besar Diego Godin dari Atletico Madrid.
Baca: Liverpool Rumahkan Sementara 200 Staff dan Akali Aturan Pemerintah, Carragher Kritik Kebijakan Klub