Ia mengingatkan, kekisruhan di PT LIB akan berdampak buruk baik bagi PSSI, kompetisi, maupun kepercayaan pihak-pihak external lainnya, terutama sponspor.
''Dari hasil evaluasi, saya berharap Ketum PSSI, Exco, dapat mengambil sikap tegas terkait pengelolaan PT LIB demi kepentingan sepak bola nasional dan marwah PSSI,'' ucap Nazir.
Nazir mengatakan, karena PT LIB adalah perusahaan dan bukan organisasi masyarakat (ormas), maka jabatan direktur dan manajer yang ditunjuk untuk mengelola PT LIB harus dari kalangan profesional. Bukan dari jajaran Exco PSSI.
''Akan lebih baik jika dilakukan lelang jabatan melalui fit and proper test. Ini penting agar PT LIB dapat terkelola secara profesional," tegas Nazir.
Pada awal Mei ini, Iriawan tepat satu semester memimpin PSSI terhitung sejak Kongres Luar Biasa di Hotel Shangri-La, Jakarta, pada 2 November 2019 lalu.
Di era kepemimpinan Iriawan, kompetisi Liga 1 bergulir tepat waktu dengan kick-off berlangsung pada 29 Februari 2019, sementara Liga 2 dimulai pada 14 Maret 2020. Sayang, merebaknya Covid-19 membuat aktivitas persepakbolaan Indonesia terhenti hingga saat ini.