Along -sapaan akrab Noh Alam Shah-, ternyata menjadi sosok kunci dibalik kepindahan rekan senegaranya itu ke bumi Malang.
"Kemudian ada kabar jika Mustafic (Fachrudin) tidak jadi ke Arema."
"Along menanyakan ke saya sudah punya klub apa belum. Saya jawab belum sehingga ya diajak ke Arema," lanjutnya menceritakan.
Diakui M Ridhuan kala itu, ketika ia mmeilih untuk bergabung dengan Arema, ia belum mengetahui seperti apa sepak terjang tim asal Jawa Timur itu.
Alih-alih mengenal timnya, M Ridhuan jutsru lebih dahulu mengenal sosok koreografer dari Timnas Indonesia, Yuli.
Keduanya saling mengenal daat Timnas Indonesia dan Singapura berlaga di Piala AFF Cup.
"Belum tahu kalau klubnya, tapi suporternya di AFF Cup sudah tahu koreografer Yuli untuk Indonesia," terang M Ridhuan.
Namun secara garis besar, akan seperti apa atmosfer sepak bola di Indonesia saat itu telah tergambar jelas di benak pemain yang pernah membela Timnas Singapura itu.
"jadi sudah tahu gimana nanti atmosfer di sana dan saya seperti sudah cocok untuk bergabung," lanjutnya.
Pertama kalinya bergabung dengan SIngo Edan, M Ridhuan memiliki kesan yang sangat bagus.
Baca: Peluang Liga 1 Berlanjut Kecil, Pelatih Arema FC Berharap Adanya Turnamen Pengganti
Baca: Kisah Bengalnya Eks-Persib dan Arema FC: Penghancur Karier Bek Liverpool Hingga Berantem di Lapangan
Rasa kekeluargaan itulah yang membuat pemain asal Singapura itu betah dan kerasan bermain bagi tim yang bermarkas di Stadion Kanjuruhan itu.
Meskipun baru pertama kali datang ke Indonesia, ia mendapatkan sambutan yang sangat baik, khususnya Along sendiri.
"Tidak semua pemain muda, ada pemain senior meskipun juga banyak pemain muda, tetapi tidak ada rasa canggung."
"Semuanya ramah, berasa saudara, mereka hormat kepada Along," tandasnya.
Bersama Along, M ridhuan memang menjadi duo Singapura yang digandrungi ARemania dan Aremanita saat itu.
Rasa cinta akan publik Kanjuruhan dibuktikan oleh M Ridhuan dengan bermain hingga musim 2013.
(Tribunnews.com/Giri)(Wearemania/Akbar Kusuma)