Pemain muda asal Bogor ini kalah bersaing dengan nama beken di posisi bek sayap seperti Ardi Idrus, Supardi Nasir, Zalnando hingga Henhen Herdiana.
Baca: Sepuluh Pasangan Pesepak Bola Kakak Beradik di Persib Bandung, Termasuk Gian Zola-Beckham Putra
Baca: Komunikasi Lancar, Luizinho Passos Pastikan 3 Kiper Persib Bandung Jaga Kebugaran
Meskipun demikian, Jardel tetap termotivasi untuk bekerja keras dan memaksimalkan latihan yang ia jalani.
"Motivasi Jardel sih paling maksilkan setiap latihan, selalu bekerja keras, dan berdoa," kata Jardel dikutip Tribunnews dari Tribun Jabar.
Bagi Jardel soal diturunkan atau tidak, itu urusan pelatih.
Yang paling penting ia terus memperbaiki diri apa yang kurang dan selalu berusaha yang terbaik bagi tim.
"Urusan hasil biar pelatih yang menentukan yang terpenting Jardel sudah berusaha," pungkasnya.
Mario Jardel harus menempuh jalan yang terjal hingga dapat menembus skuad utama Persib Bandung.
Pemain yang menempati posisi bek ini mengaku perjalanannya meniti karier tidak lah mudah dan harus melewati beberapa rintangan.
Bek kelahiran Bogor, 7 November 2000 ini mengawali karier nya dengan bergabung di Diklat Persib Bandung.
Saat bergabung dengan Diklat Persib, momen tersebut merupakan awal perjuangan Jardel serta keluarga untuk mewujudkan mimpi sebagai pemain sepak bola profesional.
Baca: Bek Persib Bandung, Nick Kuipers Ajak Semua Orang Tetap Optimis di Tengah Wabah Corona
Baca: Umuh Muchtar Ingatkan Pemain Persib Bandung, Puji Sikap Kooperatif Wander Luiz
Dikutip Tribunnews dari laman resmi Persib Bandung, Jardel bukan berasal dari keluarga mapan yang bisa dengan mudah mendukung proses kariernya.
Kerja keras dan pengorbanan keluarga, terutama sang ayah, diakui Jardel membuatnya mampu bertahan dalam merintis karier sepakbola.
Meskipun memiliki banyak keterbatasan, semangat pemain nomor punggung 66 ini tidak pernah padam.
Jardel pun sempat merasakan tidak mempunyai ongkos saat ingin pergi ke Bandung untuk bergabung dengan Diklat Persib.