Butuh waktu hingga 24 tahun bagi PSS Sleman agar bisa berkompetisi di kancah tertinggi sepak bola Indonesia, tepatnya padaa tahun 2000.
PSS Sleman memenuhi ekspektsi suporter berkat kerja keras tim hingga bisa mewujudkan mimpi bergabung dengan tim elit di Indonesia di Divisi Utama (divisi teratas sebelum restrukturisasi dari Indonesian Super League), dilansir situs resmi klub.
Sejak saat itu, PSS Sleman bertahan selama enam musim hingga tahun 2006.
Capaian terbaik tim Laskar Sembada dengan menduduki peringkat empat dua musim beruntun, 2003 dan 2004.
Dan satu tahun berselang, mereka berhasil menjadi semifinalis di Piala Indonesia.
Namun, sesuatu yang tidak dikehendaki terjadi pada tahun 2006, ketika gempa bumi melanda Daerah Istimewa Yogyakarta.
Akibatnya, PSS Sleman menarik diri dari kompetisi nasional lantaran banyak yang terdampak akibat gempa bumi tersebut.
Tahun berikutnya merupakan tonggak bersejarah PSS Sleman karena mereka hijrah, dari yang sebelumnya (tahun 2002-2003) menggunakan Stadion Mandala Krida menjadi Stadion Maguwoharjo.
Baca: Cara Quality Time Keluarga ala Pemain PSS Sleman Jefri Kurniawan, Pilih Gowes
PSS Sleman sempat kembali ke Liga 2 ada tahun 2017. Namun mereka terus berbenah untuk bisa kembali ke Liga 1.
Pada tahun tersebut, PSS Sleman hanya bisa menempati posisi 16 besar, akan tetapi satu musim berselang mereka mampu juara dan promosi ke Liga 1 dan bertahan hingga saat ini.
Musim 2019, kala Bali United juara, PSS Sleman sempat menjadi lawan menakutkan, mereka mampu bersaing dalam posisi 5 besar klasemen sebelum akhirnya menduduki posisi 8 di akhir musim.
(Tribunnews.com/Sina/TribunJogja/Almurfi Syofyan)