TRIBUNNEWS.COM - Mantan pelatih timnas U-19 Indonesia, Fakhri Husaini, menilai bahwa PSSI tidak sepenuhnya bertanggung jawab atas buruknya prestasi timnas Indonesia.
Dalam satu dekade terakhir, timnas Indonesia terus menunjukkan penurunan dalam hal prestasi.
Sebagaimana diketahui, timnas Indonesia tengah menempati peringkat ke-173 dalam ranking FIFA.
Posisi timnas Indonesia anjlok dari peringkat 150-an setelah mendapat lima kekalahan dalam Kualifikasi Piala Dunia 2022.
Baca: Kronologi Konflik Shin Tae-yong dan Indra Sjafri: Sudah Minta Maaf, Diminta ke Luar dari Ruang Rapat
Selain itu, tim Garuda juga semakin kalah bersaing dengan rival-rival di Asia Tenggara.
Kini, timnas lain seperti Vietnam, Thailand, hingga Malaysia bisa dengan mudah mengalahkan timnas Indonesia.
Pasukan Merah Putih juga kesulitan untuk berprestasi dalam turnamen-turnamen internasional, bahkan yang levelnya hanya setingkat Asia Tenggara.
Prestasi terbaik timnas Indonesia di tingkat ASEAN dalam 10 tahun terakhir adalah menjadi runner-up Piala AFF 2010 dan 2016.
Mantan pelatih timnas U-19 Indonesia, Fakhri Husaini, menilai bahwa prestasi buruk sepak bola nasional tidak menjadi tanggung jawab PSSI sepenuhnya.
Menurutnya, wajah sepak bola Indonesia kini dibentuk juga oleh stakeholder yang terlibat di seluruh lini sepak bola Tanah Air.
"Sepak bola itu tidak sepenuhnya jadi bebannya PSSI," ucapnya dilansir Bolasport.com dari Youtube Hanif & Rendy Show.
"Kalau bicara sepak bola, seluruh stakeholder itu harus ikut bertanggung jawab terhadap prestasi sepak bola nasional."
Baca: Fakhri Husaini Heran, Timnas Indonesia Bagus di Level Yunior Tapi Jeblok di Level Senior
"Stakeholder sepak bola itu siapa saja, ya pemerintah, wasit, termasuk suporter juga," ujarnya lagi.
Fakhri berpendapat bahwa dalam pelaksanaan sepak bola di Indonesia, hasil pertandingan tidak pernah ditentukan hanya dengan pertarungan 11 versus 11 pemain di tengah lapangan.