Petaka kemudian terjadi, terlalu asyik menyerang, Inter Milan terlambat dalam melakukan transisi dari menyerang dan bertahan dan membuat Gervinho dengan bebas, mampu menjebol gawang Samir Handanovic melalui sepakan jarak dekat di menit 15.
Terhenyak dengan gol tersebut, Inter Milan mencoba menekan pertahanan tuan rumah melalui akslerasi Christian Erikesen yang memaksa Luigi Sepe jatuh bangun mengamankan gawangnya.
Parma tidak mau kalah, melalui Dejan Kulusevski di sisi sayap, berulang kali membuat de Vrij dan Diego Godin nampak kesulitan.
Skor 1-0 bertahan hingga paruh laga.
Di babak kedua, permainan tidak banyak berubah, Inter Milan menguasai bola sebanyak hampir 60 persen dan mencatatkan 10 tendangan, 3 tepat sasaran.
Sedangkan Parma bermain rapat, dan mengandalkan serangan balik, mencatatkan 7 tendangan 2 diantaranya tepat sasaran.
Namun, lini depan Inter Milan nampak frustasi dengan rapatnya pertahanan tim tuan rumah yang digalang oleh Bruno Alves.
Parma sukses mematikan duet Lukaku-Lautaro, keduanya dibuat tidak nyaman tiap kali menguasai bola.
Conte mencoba membuat serangan Inter Milan lebih hidup dengan memasukkan Alexis Sanchez dan juga Victor Moses.
Tetapi, rapatnya pertahanan tim tuan rumah, tidak mampu ditembus oleh para pemain Inter Milan, dan membuat mereka frustasi.
Conte juga nampak kehabisan akal untuk bisa menembus lini tengah dan belakang tuan rumah yang sangat disiplin di pertandingan ini.
Di satu sisi, Parma benar-benar mampu memanfaatkan situasi melalui serangan balik cepat yang terus mengancam gawang Samir Handanovic sepanjang laga.
Bahkan di menit 75, kiper cadangan Tommaso Berni mendapatkan kartu merah usai dianggap melakukan protes keras terhadap wasit.
Beruntung de Vrij mampu menyamakan kedudukan melalui sundulannya di menit 84 memanfaatkan kemelut di depan gawang Luigi Sepe.