Pertama kali, pihaknya menggunakan GoPro namun terhambat oleh akses internet, lantas pihaknya beralih dengan menggunakan cctv.
"Saya masih ingat, dulu ada pertandingan dengan skor 0-0 hingga menit akhir. Menit 90'an terjadi hands ball, dan wasit tidak melihat. Akhirnya cctv pun dicek, baru diputuskan penalti. Saat itu tidak ada lagi yang protes karena memang adil dengan adanya cctv," ujarnya.
Penggunaan teknologi di pertandingan pun membuat kualitas kompetisi Bandung Premier League semakin membaik.
Saat ini, asosiasi sepak bola amatir Indonesia sudah ada di 19 kota.
"Saat ini saya masih harus memperbaiki dan meningkatkan Bandung Premier League. Tapi masih ada hambatan khususnya finansial. Semoga saja ada perhatian dari swasta atau pemerintah nantinya," tutup Doni.
Ada pun kondisi terkini, Bandung Premier League belum digulirkan kembali akibat pandemi Covid-19.