Kondisi tersebut tak bisa dipungkiri begitu saja jelang pertandingan.
Mengingat kedua klub merupakan penganut paham menyerang, torehan dan statistik masing-masing Attacantenya menjadi tolak ukur yang menetukan dalam suatu pertandingan.
2. Konsistensi Permainan.
Terlalu dini untuk menilai Juventus kurang konsisten semenjak Liga Italia kembali berlangsung.
Namun jika dibandingkan dengan Atalanta, maka Juventus memiliki nilai satu strip di bawah performa anak asuh Gaseperini.
Mengingat keduanya telah mlakoi laga tajuk Grande Partita.
Dan Hasilnya, La Dea memiliki keunggulan dalam hasil pertandingan tersebut.
Juventus membukukan lima laga dengan empat kemenangan dan satu kekalahan, Nahasnya, kekalahan justru di peroleh saat laga tajuk Grade Partita kontra AC Milan.
Sedangkan La Dea lebih superior, yakni mengalahkan Runner-up sementara Liga Italia, Lazio.
Pertandingan perdana Ilicic dkk semenjak Liga Italia kembali bergulir ialah menghadapi Lazio.
Dan hasilnya boom, di luar perkiraan, Elang Ibu Kota kandas di tangan La Dea dengan skor 3-2.
Mentalitas dan konsistensi permainan dapat dikatakan Atalanta yang jauh lebih tinggi.
3. Peran Kunci Alejandro 'Papu' Gomez
Dibalik tajamnya barisan penyeragan La Dea tentu terdapat aktor protagonis yang berada di balik layar.