News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pemain Penginjak Wasit Dikenal Sebagai Pribadi 'Santun': Hukuman 'Black List' Dinilai Terlalu Berat

Editor: Hasiolan Eko P Gultom
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Tangkap layar dari peristiwa penganiayaan Wahyudin (29), wasit yang menjadi korban ketika menjadi pengadil lapangan antara Champas FC melawan Yutakan FC di Stadion Patriot Candrabhaga Bekasi. Foto ini diunggah akun instagram @garudarevolution.

Laporan Reporter WARTAKOTALIVE.COM Rafsanzani Simanjorang

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - CEO Jakarta United FC, Aji Bintara turut berkomentar tentang aksi seorang mantan pemainnya yang menginjak wasit di laga final bertajuk fun football di Stadion Patriot Cakrabaga, Bekasi pada Minggu (12/5/2020) lalu.

Pemain tersebut diketahui sebagai Nager Dumatubun.

Dia adalah mantan kapten JUFC-panggilan akrab Jakarta United FC musim 2019 lalu.

Baca: Wasit Ogah Diajak Damai Usai Diinjak Pemain Sepak Bola Tarkam: Sempat Ditawari Uang Rp 20 Juta

Aji mengaku tidak membela atau melindungi sang mantan kapten, dengan mengatakan sosok Nager selama di JUFC selalu menunjukkan sikap yang bagus, etos kerja baik, dan loyal terhadap klub.

"Di pertandingan-pertandingan resmi kami di musim lalu, dia bahkan tak pernah dihukum kartu merah (bisa dicek di data laga-laga Asprov DKI Jakarta)," buka Aji kepada Warta Kota, Rabu (15/7/2020).

Baca: Jakarta United FC Tegaskan Pemain yang Injak Wasit di Laga Tarkam Bukan Lagi Bagian Skuat Mereka

Nager Dumatubun (pojok kiri bekalang/kapten) saat membela JUFC musim 2019 lalu.

Menurut Aji, insiden penginjakan wasit oleh Nager di hari Minggu lalu harus dilihat dari banyak persepsi khususnya prosedur kompetisi, baik pemilihan wasit maupun jaminan keamanan.

Selain itu, Aji mengatakan kurang setuju jika komisi disiplin PSSI DKI Jakarta menjatuhkan hukuman tak bisa bermain lagi di sepak bola.

"Saya kira hukuman ‘black list’ ataupun sanksi tak dapat bermain di Liga 3 lagi terlalu berat. Saya ambil contoh kasus tendangan Roy Keane ke Alf Inge Haaland, yang sampai mematikan karir Haaland kala itu, Roy Keane dihukum tapi tidak di black list, dan karirnya tetap lanjut," tambah Aji.

Aji berharap pihak komisi disiplin PSSI DKI Jakarta dapat mengambil keputusan melalui perspektif yang lebih luas, objektif dan seimbang.

Ada pun sebelumnya, Nager terlibat insiden kurang terpuji, yaitu menganiaya wasit pertandingan akibat tidak menerima keputusan sang pengadil lapangan.

Saat itu, Nager bermain untuk Champas FC dan melawan Yutaka. (m21)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini