"Sama dengan Spaso (Ilija Spasojevic) dan Greg (Nwokolo)."
"Jadi naturalisasi itu beda-beda. Beto dkk dinaturalisasi berdasarkan prestasi dan ikatan dengan Indonesia."
"Sekarang, pemain datang dari Brasil, kualitasnya seperti apa? Siapa bisa menjamin kualitas mereka? Apa hubungan mereka dengan Indonesia? Tidak ada sama sekali. Main buat klub atau timnas Indonesia akan sama saja bagi mereka," tuturnya.
"Para pemain ini tak punya ikatan batin sama sekali ke Indonesia. Bagaimana mau membela Indonesia secara sungguh-sungguh? Tidak masuk akal."
"Siapa yang memilih pemain-pemain itu?"
"Khusus untuk kasus ini, saya sangat-sangat tidak setuju sama sekali. Saya berharap keputusan itu tidak merusak persiapan yang telah dijalankan coach Shin Tae-yong," ujar pria yang pernah menangani Diklat Persib dan menjabat sebagai Kepala Departemen Science and Performance di Borneo FC ini.
Kendati sama-sama berasal dari Brasil, Jaino Matos juga mengaku ia tak mengetahui atau mendengar sama sekali kabar mengenai para pemain muda ini sebelum mereka tiba di Tanah Air.
"Sama sekali saya tidak kenal mereka, tidak tahu siapa yang bawa, dan tidak ingin tahu. Cukup sibuk kegiatan saya sehari-hari," ujarnya.
Jaino juga mengatakan hal ini bisa dilihat sebagai langkah positif apabila kub-klub memang murni mendatangkan para personel muda tersebut sebagai persiapan untuk menghadapi regulasi U20 di Liga 1 2020 dan bukan karena alasan lain.
"Bisa juga juga mereka memanfaatkan peluang. Dari segi klub sebenarnya positif. Namun, aturan naturalisasi pemain tanpa ikatan sama sekali dengan Indonesia, apakah itu bisa diurus?" ujarnya lagi.
Melalui Direktur Teknik Indra Sjafri dan Head of Media Eko Rahmawanto, PSSI telah mengatakan bahwa kedatangan para pemain asal Brasil ini tidak ada hubungannya dengan federasi. (Firzie A. Idris/Kompas.com)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Jaino Matos: Indonesia Tak Butuh Pemain Naturalisasi, Asalkan..."