Carlo Ancelotti terkenal dengan caranya memanfaatkan celah ‘between the lines’, dan James Rodriguez sangat terbantu dengan taktik tersebut.
James Rodriguez menjadi auxiliary winger atau wide playmaker bagi Everton, mengubah formask Everton ketika menyerang menjadi 4-4-2 diamond, dengan James turun untuk mengisi celah tersebut.
Inilah yang menjadi kelemahan Liverpool dalam 2 perandingan terakhir.
Absennya Jordan Henderson dan juga Thiago Alcantara membuat The Reds sangat rentan menghadapi taktik seperti ini.
Kekalahan 7-2 dari Aston Villa menjadi buktinya.
Andy Robertson dan Treant Alexander-Arnold memiliki kebiasaan overlapping untuk membantu serangan, sejak awal laga, Dean Smith sadar akan hal ini.
Itulah mengapa, ia meletakkan dua gelandang untuk menjaga kedalaman seperti Douglas Luiz dan juga John McGinn.
Kedua gelandang tersebut meriplikasi yang dilakukan Andre Gomez dan juga Doucure di Everton.
Ketika menyerang, Villa memberikan kebebasan Ross Barkley untuk melebar membantu Jack Grealish dan Trezeguet.
Peran Barkley ini yang membuat Liverpool kesulitan.
Barkley akan menarik salah satu dari Joe Gomez atau van Dijk.
Sementara Fabinho atau Keita sudah dibuat kesulitan dengan John McGinn yang ikut membantu serangan.
Cara ini sukses. Celah antara gelandang bertahan dan pemain belakang adalah kelemahan Liverpool dengan absennya sejumlah pemain. Ditambah taktik Klopp yang menekan cukup tinggi, celah ini akan semakin tereksploitasi.
Ini akan menjadi alarm bahaya bagi Liverpool.