Thomas Gronnemark juga sempat merasakan menjadi pelatih untuk Liverpool
Dalam hal itu, Thomas memberikan kontribusi untuk Midtjylland sebagai klub yang paling efisien dalam hal bola mati.
"Kami mempekerjakan spesialis. Kami mengambil inspirasi dari NFL, yang banyak bekerja dengan situasi start-stop ini, dan kami menyewa pelatih pemukul bola.
"Kami memiliki Thomas yang membantu kami dengan lemparan ke dalam kami dan seiring waktu kami menciptakan apa yang kami sebut ruang set-piece, di mana para pemain, pelatih, orang-orang dari klub akan bertemu dan mendiskusikan bagaimana kami dapat mengambil permainan set-play kami ke level berikutnya.
"Brian Priske, pelatih kepala kami saat ini, adalah bagian besar dari itu ketika dia menjadi asisten manajer. Kami selalu mencari cara baru, ide baru," jelas Ankersen.
Hal Unik Midtjylland
Midtjylland melaju hingga babak fase grup Liga Champions dengan cara mereka sendiri.
Seperti yang disampaikan Ankersen, bagaimana tim memiliki cara pandang sebagai pecundang, bukanlah pemenang.
Karena sebagai pecundang, semua hal dan pertanyaan akan datang menghampiri. Di saat itulah untuk untuk bangkit dan mencapai kesuksesan.
"Kami selalu menempatkan diri kami pada posisi pecundang," tutur Ankersen.
"Banyak orang berbicara tentang memiliki emntalitas pemenang kan? Yah, menurutku kami perlu berpikir seperti pecundang.
"Saat Anda kalah, Anda memiliki semua pertanyaan, Anda ingin tahu bagaimana Anda bisa berkembang. Tetapi ketika Anda menang, Anda selalu ingin memiliki statu quo. Anda mengharapkan kesuksesan Anda berlanjut.
"Jadi secara mental, Anda selalu ingin memastikan bahwa organisasi belum benar-benar datang. Anda belum benar-benar menang.
"Kami selalu berusaha menampatkan diri kami sebagai penantang. Ini tentang kelaparan, tidak seperti kucing gemuk yang telah mencapai puncak gunung," dia mengibaratkannya.