News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Liga Inggris

Semenjak Kedatangan Edouard Mendy, Chelsea Seperti Lupa Caranya Kebobolan Gol dari Lawan

Penulis: Dwi Setiawan
Editor: Drajat Sugiri
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kiper Chelsea, Edouard Mendy bereaksi ketika ia menyapa mantan rekan setimnya dari klub sebelumnya Rennes, setelah pertandingan Chelsea dan Rennes di Stamford Bridge di London pada 4 November 2020. Chelsea memenangkan pertandingan tersebut 3-0.

Musim lalu, Edouard Mendy mencatatkan 9 clean sheet dari 24 laga Liga Perancis sebelum kompetisi dihentikan karena pandemi virus corona.

Persentase penyelamatan Mendy adalah 76,3 persen (ketiga terbaik di Ligue 1) berbanding Kepa yang 53,5 persen (terburuk di Premier League dari semua kiper reguler).

Mendy kebobolan satu gol setiap 114 menit sementara Kepa kebobolan satu gol tiap 63 menit.

Aksi-aksi Mendy ini membawa Rennes ke posisi tiga musim lalu dan memastikan tempat di Liga Champions untuk kali pertama sepanjang sejarah mereka.

2. Mantap dalam Memotong Bola

Pemantau bakat sepak bola yang mengikuti perkembangan Mendy di Liga Perancis mengatakan bahwa sang kiper sangat kuat dalam menghalau umpan silang.

Ini merupakan salah satu kelemahan Kepa, yang kerap diam di garisnya saat bola masuk ke dalam kotak penalti.

"Kekuatan sang pemain sesungguhnya adalah kemampuan mencaplok umpan silang," tutur pemantau bakat tersebut kepada The Athletic.

"Edouard sangat nyaman mengambil posisi tinggi, seperti Petr Cech dulu. Semakin tinggi kiper bisa mengambil posisi, garis pertahanan tim juga bisa maju dan menghilangkan 'koridor ketidak pastian' depan gawang.

"Mendy juga memiliki tinggi 197 cm, jauh lebih tinggi dari Kepa (186 cm).

3. Piawai dalam Memainkan Bola

Operan Kepa ke Jorginho yang dipotong oleh Sadio Mane akhir pekan lalu adalah salah satu contoh kelemahan sang kiper dengan kakinya.

Chelsea melihat Mendy punya kemampuan mengolah bola lebih baik ketimbang Kepa dan Caballero, terutama dalam menendang bola jauh.

Hal ini dikatakan penting karena Frank Lampard dilaporkan ingin memakai kecepatan Timo Werner dan Kai Havertz dalam memimpin serangan.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini