Baca tanpa iklan
Laporan Reporter WARTAKOTALIVE.COM, Rafsanzani Simanjorang
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tak dapat dipungkiri, bicara sekolah sepak bola, peran orang tua tak bisa dipisahkan.
Orang tua adalah suporter pertama anak, bahkan kerap orang tua menjadi donatur atau penggerak roda ekonomi SSB.
Namun, tak sedikit pula para pelatih SSB kesulitan menghadapi sosok orang tua yang sering intervensi ke bagian teknis kepelatihan.
Hal ini pula yang pernah terjadi di SSB Bimpor, Jakarta Barat.
"Boleh dibilang, hal itu dukanya di SSB juga ya. Kadang ada orang tua yang ingin tim ini menang selalu. Padahal sebagai SSB, tujuannya adalah pembinaan, bukan mencari kemenangan," ujar Eka Christanto selaku pelatih SSB Bimpor, Selasa (8/12/2020).
Lanjutnya, rasa ingin menang itu pula yang sering membuat orang tua ingin intervensi keputusan pelatih.
Tak heran, sebagai pelatih, Eka beserta rekan pelatih lainnya, Lutfi sering menenangkan dan menjelaskan tujuan SSB dan teknik program kepelatihan mereka.
"Kami sering komunikasi, dan mengedukasi orang tua, bahwa pembinaan yang terpenting, bagaimana anak-anak mengerti bermain bola yang baik dan benar, tentang sportifitas, dan bukan semerta-merta meraih menang," ujarnya.
Jika ada kesulitan atau duka, tentu ada pula rasa sukanya di SSB. Eka yang mengenggam lisensi C AFC ini pun menjelaskan dirinya bahagia bisa melihat anak-anak dapat berkumpul, dan berlatih bersama.
"Setidaknya mereka jauh dari kegiatan-kegiatan negatif, seperti kenakalan remaja, narkoba atau pergaulan bebas lainnya," sambungnya.