Laporan Reporter WARTAKOTALIVE.COMRafsanzani Simanjorang
TRIBUNNEWS.COM, TANGERANG - Sekolah sepak bola atau dikenal dengan SSB, selalu menyajikan kisah tersendiri.
Pada umumnya, roda organisasi di SSB berjalan atas biaya swadaya, dan dari iuran orang tua siswa. Hal ini membuat penggajian pelatih SSB pun tak seperti pelatih akademi atau pelatih klub-klub amatir lainnya.
Namun, tak sedikit pula pelatih berlisensi mau tetap membina siswa didik di SSB.
Herman Pulalo salah satunya. Meski berlisensi B AFC, Herman tetap mau menanamkan program filanesia untuk siswa didiknya.
Bicara suka duka, Herman pun punya komentar sendiri.
"Membagi ilmu di SSB itu amal buat saya. Ini adalah ibadah untuk saya," ucapnya.
Itu pula yang membuatnya tidak terlalu memikirkan bayarannya di SSB.
Ada harapan besar yang ada dalam diri seorang Herman dari siswa didiknya.
"Saya ingin mereka lebih baik dari saya. Melebihi pencapaian saya. Satu saja yang seperti itu, saya akan sangat bangga sekali," tuturnya.
Bahkan, Herman Pulalo tak sungkan memberikan pesan gila kepada siswa didiknya.
"Jika belum bisa membahagiakan orang tua. Jangan pernah menemui saya. Untuk yang muslim, saya selalu pesankan, jika mereka belum bisa membawa orang tua mereka umrah, jangan mencoba menemui saya. Saya tidak akan mau. Mereka harus bahagiakan dulu orang tua mereka," sambungnya.