Namun uniknya, Mpurinho si jenius pragmatis itu mampu mengubah pandangan tersebut.
Dengan gaya bertahan kuat plus permainan counter attack yang mematikan, Spurs mampu bersaing di papan atas Liga Inggris.
Spurs saat ini menduduki posisi kedua klasemen Liga Inggris dengan raihan 24 poin.
Terbaru di pekan ke-13 Liga Inggris, Spurs menelan kekalahan dramatis dari Anfield lewat skor 2-1 di Anfield Stadium.
Namun terlepas dari hasil tersebut, permainan klub asal London Utara itu mampu banyak menciptakan peluang.
Sebagai contoh ialah sepakan Steven Bergwijn yang menerpa tiang gawang dari Liverpool.
Terlepas dari kekalahan tersebut, Jose Mourinho akhirnya membeberkan bagaimana bisa dengan permainan pragmatis yang ia tanamkan pada Spurs.
Mereka mampu bersaing di papan atas Liga Inggris untuk perebutan mahkota juara.
"Tim lain mengeluarkan uang dalam jumlah besar. Tottenham tidak, ambisi yang kami miliki adalah mampu memenangkan setiap pertandingan yang kami miliki,"katanya, dikutip dari laman Football London.
Lebih lanjut resep jitu yang dimiliki Mourinho ialah mengubah mentalitas pemainnya untuk menjadi pribadi maupun kesebelasan yang solit.
"Hal mendasar adalah bermain pertandingan demi pertandingan dan datang dengan mentalitas ini setiap pertandingan. Kami ingin bersaing, kami ingin menunjukkan evolusi kami dan memenangkan pertandingan, kami datang ke sini malam ini dan itu tidak akan mengubah itu."
"Setiap pertandingan memiliki tiga kemungkinan, namun misi kami jelas, kemenangan merupakan hal yang tak bisa ditawar lagi," jelasnya.
Permainan pragmatis sendiri tak hanya pertama kali ditunjukkan Mourinho bersama Spurs.
Paling fenomenal ialah kala membesut Inter Milan musim 2009/2010.
Di mana pada musim tersebut, juru taktik asal Portugal itu mampu memberikan tiga gelar alias trebel winner untuk Nerazzuzrri.
Memori manis tersebut merupakan satu di antara hal manis yang dimiliki Jose Mourinho dengan permainan pragmatisnya.
(Tribunnews.com/Giri)