TRIBUNNEWS.COM - Tradisi Campione d'Inverno alias juara paruh musim bisa menguntungkan AC Milan, hegemoni yang mengakar Juventus di ajang Liga Italia jadi bukti nyata.
Tidak bisa dipungkiri kembali bahwa dominasi Juventus di panggung Liga Italia sangatlah kuat.
Tercatat dari musim 2011/2012 hingga musim lalu, Juventus sembilan musim beruntun sukses meraih trofi Scudetto Liga Italia.
Baca juga: Perbandingan AC Milan Era Allegri dengan Rezim Pioli, Ambisi yang Sama Tapi Beda Rasa
Baca juga: Bisnis Pintar AC Milan, Tukar Winger Pesakitan dengan Gelandang Bertahan Atletico Madrid
Uniknya, dari sembilan musim merajai kancah Serie A, hanya dua kali Juventus gagal berstatus Campione d'Inverno alias juara paruh musim.
Kegagalan dua kali Juventus menjadi Campione d'Inverno terjadi pada musim 2015/2016, dan 2017/2016.
Saat itu Napoli lah yang berstatus sebagai juara paruh musim. Namun pada akhir kompetisi. laju Bianconeri sama sekali tak terbendung.
Menariknya, musim ini AC Milan mampu menutup akhir tahun 2020 sebagai Capolista alias pemuncak klasemen sementara, berpeluang besar menyandang titel Campione d'Inverno.
Laju Rossoneri terbilang masih sangat jauh untuk mengakhiri dominasi Juventus.
Setidaknya butuh lima pertandingan lagi bagi bagi AC Milan untuk menentukan apakah mereka mampu meraih Campione d'Inverno atau sebaliknya.
Namun berkiblat pada tren permainan dan konsistensi yang mereka miliki, bukan tidak mungkin Rossoneri bisa menyandang status sebagai juara paruh musim.
Diungkapkan oleh Zlatan Ibrahimovic, AC Milan tidak ada salahnya untuk bermimpi soal Scudetto.
Dengan penampilan stabil yang mereka pertontonkan, adalah hal yang wajar jika memandang Scudetto sebagai hal yang tak mustahil bagi mereka.
"Scudetto. Tim harus berani bermimpi. Tim dapat dan ingin melakukan lebih banyak lagi," terang Zltan Ibrahimovic, dikutip dari laman Sempre Milan.
Sejauh ini AC Milan telah melangsungkan 14 pertandingan di ajang Liga Italia.