TRIBUNNEWS.COM - Duel melawan Wolverhampton Wanderers dalam pekan ke-15 Liga Primer di Stadion Molineux, Minggu (27/12) punya arti penting bagi Jose Mourinho.
Pelatih papan atas asal Portugal ini pasti tak sudi namanya masuk dalam buku hitam sebagai pelatih pertama yang mengantarkan Tottenham Hotspur menelan tiga kekalahan beruntun di Liga Primer Inggris sejak 2012.
Baca juga: Hadapi Raja Liga Eropa, Peluang Wolverhampton Wanderers Kembali Ciptakan Kejutan
Pelatih Tottenham terakhir yang punya rekor buruk itu adalah kompatriotnya dari Portugal, Andre Villas-Boas yang pada November delapan tahun lalu menderita kekalahan beruntun dari Wigan, Manchester City, dan Arsenal.
Kini, Mou di ambang mengulangi rekor buruk tersebut.
Baca juga: Hasil Liga Inggris: Manchester City Menang, Guardiola Singgung Kesenjangan dengan Liverpool
Setelah imbang 1-1 kontra Crystal Palace, Spurs menelan dua kekalahan beruntun, 1-2 dari Liverpool, dan 0-2 dari Leicester City.
Jika kalah lagi malam ini di Molineux, rekor Mou pun akan tercoreng di Tottenham.
Levelnya akan sama dengan Villas-Boas, yang hanya bertahan satu tahun di Spurs.
Namun, yang patut digaris-bawahi adalah, dua kekalahan beruntun itu dialami dari dua tim tangguh dengan rangkaian jadwal yang sungguh mendebarkan.
Sebelumnya, The Lilywhite menggebuk Manchester City 2-0, imbang dengan Chelsea 0-0, dan menekuk Arsenal 2-0, sebelum tanpa kemenangan di tiga laga terakhir.
Spurs pun kini tergelincir ke posisi enam klasemen sementara dengan 25 poin dari 14 laga, setelah sempat empat pekan di posisi pertama.
Periode relatif berat sudah dilewati. Tottenham kini menghadapi tim yang relatif inkonsisten.
Usai melawan Wolverhampton (28/12), Fulham (31/12), dan Leeds United (2/1), Spurs akan melawan Aston Villa (14/1), dan Sheffield United (17/1).
Isunya, Mou menargetkan 15 poin dari lima laga tersebut. Jika bisa mencapai target, Spurs kemungkinan bakal masuk tiga besar lagi di pertengahan tahun depan.
Sebuah isu yang ditepis oleh Mou sendiri.