Alasan kedua, dibalik status Crotone sebagai tim lumbung gol di Liga Italia musim ini, mereka memiliki filosofi permainan yang tak kalah dengan tim papan atas.
Crotone diketahui mengusung permainan terbuka, di mana hal itu bisa menajdi bumerang bagi mereka sendiri.
Diungkapkan oleh Ilyas Zeytulaev, mantan pemain Juventus era 2000an itu, Crotone merupakan kesebelasan yang menganut permainan terbuka.
Tak peduali siapapun lawan yang dihadapi, gaya menyerang nan atarktif terus mereka mainkan.
Namun oleh Ilyas Zeytulaev, skema tersebut justru dinilai tak cocok jika digunakan untuk melawan Bianconeri.
Meski ia memprediksi bahwa tiga poin tidak akan mudah bagi Juventus, namun kemenangan 90 persen menajdi kepemilikan tim asuhan Andfrea Pirlo tersebut.
"Ini tidak akan menjadi pertandingan yang mudah bagi Bianconeri, bahkan jika hasilnya bisa meraih tiga poin bagi merek," terang Zeytulaev dikutip dari laman Tuttomercatoweb.
"“Perbedaan staf sangat besar. Crotone memainkan sepak bola yang sangat terbuka, mereka sering mengikuti identitas pelatih mereka dan tidak terintimidasi. di depan klub top."
Zeytulaev kemudian mengkomparasikan pertandingan terakhir yang dilakoni oleh Juventus, tepatnya kontra Porto di babak 16 besar Liga Champions.
Menurut Zeytulaev, Porto merupakan kesebelasan yang menganmut gaya bermain bertahan yang solit.
Keunggulan kokohnya lini pertahanan menajdi senjata yang ampuh untuk melawan kesebelasan yang memiliki visi menyerang bagus seperti Bianconeri.
Tapi bedanya, Crotone bukanlah kesebelasan pemiliki lini pertahanan yang bagus.
“Tim Stroppa tidak akan memainkan pertandingan defensif seperti yang dilakukan Porto."
Disinggung mengenai prediksi skor akhir laga Juventus vs Crotone, eks amunisi Bianconeri yakin jika bekas klubnya mampu mencetak tiga gol.
"Saya tidak pandai membuat prediksi," tambahnya. “Tapi bagi saya itu akan berakhir 3-0 lagi. Juve wajib menang jika tak ingin tertinggal lebih jauh dari perburuan gelar musim ini," pungkasnya.
(Tribunnews.com/Giri)