"Tahun 1984 pun saya gabung klub Medan selama satu tahun setengah. Dari klub Medan, saya terpilih bersama Sudirman masuk di Diklat Ragunan. Disanalah baru saya mengalami proses seleksi yang benar-benar ketat," ungkapnya.
Tiga tahun di Ragunan, banyak pengalaman yang ia peroleh dan berguna baginya untuk bermain di era Galatama.
Saat di Ragunan, Peri Sandria sering bermain di turnamen-turnamen di luar negeri dalam kategori level pelajar.
Modal itu pun memberikan dirinya kepercayaan diri.
"Saya masuk di diklat Ragunan itu sangat ditempa. Pelatihnya dari Jerman. Saha belajar banyak, kerja keras, latihan berat. Sebelum jadi pemain profesional, saya ditempa baik fisik maupun mental. Jadi tiga tahun disana, saya benar-benar tertempa terutama fisik. Dalam hati, saya kan ingin jadi pemain nasional, ini harus saya lewati demi karier saya. Tidak ada kata menyerah," terangnya.
Saat bergabung di Ragunan, Peri Sandria mengungkapkan dirinya telah dilirik oleh klub-klub era Galatama.
Tahun 1988'an, dirinya sempat ditawari masuk ke PKT Bontang. Hanya saja karena kondisi klub yang jauh di Kalimantan, Peri Sandria batal memperkuat PKT.
Tak lama berselang, ia justru ditaksir tim Krama Yudha. Bahkan di tim tersebut banyak pemain asal Medan.
"Saya akhirnya memilih Krama Yudha karena di dalamnya banyak pemain bagus, dan saya berniat curi ilmu mereka demi bekal masuk timnas. Mereka pemain panutan juga. Saya disana tahun 1989-1991. Itu tim semi profesional pertama saya," terangnya.
Sebagai striker Krama Yudha, Peri Sandria bersaing dengan Bambang Nurdiansyah dan beberapa striker berlabel timnas lainnya sebagai pembobol tersadis di depan gawang era Galatama.
Hebatnya lagi, lewat permainan apik di Krama Yudha, Peri Sandria mampu menembus timnas Indonesia tahun 1990.
Namun, tahun 1991 timnya dibubarkan. Ia pun bergabung ke Assyabaab Surabaya.
"Kami diminta beberapa pemain untuk mengangkat prestasi tim. Kami masuk sekira sembilan pemain dan membawa tim ke peringkat 1 wilayah timur. Saya di tim sampai tahun 1993," ucapnya.
Usai membela Assyabaab Surabaya, Peri Sandria pindah ke Putra Samarinda, hanya tidak sampai satu musim.