TRIBUNNEWS.COM - Menjadi sesuatu hal yang tak lazim dalam sejarah Liga Italia jika kompetisi kasta tertinggi sepak bola di Negri Pizza itu tanpa diikuti Juventus, Inter Milan dan AC Milan.
Sebagaimana yang diketahui, baik AC Milan, Juventus dan Inter Milan menyatakan diri mereka ambil bagian di kompetisi European Super League.
Jagad sepak bola dikejutkan dengan dicetuskannya gagasan European Super League, yang mana dalam kompetisi tersebut mengancam eksistensi klub-klub kecil yang tengah berkembang.
Baca juga: Gegara European Super League, AC Milan, Juventus & Inter Kena Semprot Petinggi Sassuolo
Baca juga: Tanggapan Stefano Pioli seusai AC Milan Akhiri Puasa Kemenangan 2 Bulan di San Siro
Bagaimana tidak, dalam kompetisi European Super League nantinya akan diikuti oleh 20 kontestan dengan 15 anggota tetap yang berdasarkan pada kekuatan finansial sebuah tim.
Sejauh ini sudah ada 12 tim yang bersedia untuk ambil bagian pada kompetisi yang tak mengenal sistem degradasi dan promosi tersebut.
Ke-12 tim itu meliputi Manchester City, Manchester United, Chelsea, Liverpool, Tottenham Hotspur, dan Arsenal (Inggis), Juventus, Inter Milan, dan AC Milan (Italia), serta wakil Liga Spanyol yakni Real Madrid, Barcelona, dan Atletico Madrid.
Situasi ini membuat liga domestik menjadi gaduh, satu di antaranya ialah Liga Italia.
Bahkan klub-klub kontestan Serie A telah melakukan sidang luar biasa untuk menentukan nasib kedepannya, apakah AC Milan, Inter Milan, dan Juventus akan tetap menjadi bagian dari Liga Italia.
Pihak federasi dan penyelenggara liga dari tiga negara tersebut sudah menentang keputusan klub ke European Super League.
Paling vokal yang menyurakan untuk 'dipecatnya' Juventus, Inter Milan dan AC Milan dari Serie A ialah Antonio Cassano.
Eks bomber Timnas Italia tersebut mengecam atas keputusan yang diambil ketiga klub elite Serie A itu.
Ia bahkan menyampaikan harapannya kepada Federasi Sepak Bola Italia (FIGC) untuk mendepak Bianconeri, Rossoneri dan Nerazzurri dari Serie A.
Cassano pun membeberkan alasannya mengapa European Super League tidak sepantasnya untuk diadakan.
“Tidak mungkin memikirkan kompetisi seperti itu. Klub-klub besar harus memahami bahwa sepak bola adalah milik orang-orang, ”kata Cassano, dikutip dari laman Football Italia.