Rupanya, di balik catatan buruk Guardiola di Liga Champions bersama Manchester City, ada cerita menarik.
Dilansir BolaSport.com dari Marca, cerita tersebut berawal dari kepergian mantan gelandang Manchester City, Yaya Toure.
Pada 2018, Toure secara resmi pergi dari Manchester City karena kontraknya tak diperpanjang oleh pihak klub.
Akan tetapi, pada musim terakhirnya bersama Manchester City, yakni 2017-2018, Toure tak mendapat banyak jatah bermain.
Guardiola lebih memilih menggunakan Ilkay Guendogan, Kevin De Bruyne, Bernardo Silva, dan David Silva sebagai pilihan utama di lini tengah.
Alhasil, Toure hanya bermain sebanyak 17 laga di berbagai kompetisi untuk Manchester City pada musim terakhirnya.
Saat itu, Yaya Toure lebih sering bermain sebagai pemain pengganti dibandingkan starter.
Perlakuan Guardiola tersebut rupanya memicu kemarahan agen Toure, Dimitri Seluk.
Seluk marah karena Guardiola dinilai tak menghormati pengabdian Toure selama ini yang sudah membela Manchester City dalam delapan tahun.
Seluk pun menyumpahi pelatih asal Spanyol itu kalau dirinya tidak akan pernah memenangi Liga Champions lagi.
Bahkan, Seluk menyebut kalau kutukan tersebut tidak hanya diberikan oleh dirinya, tetapi juga oleh para dukun Afrika.
"Guardiola mengubah semua Afrika melawan dirinya, banyak penggemar Afrika berpaling dari Manchester City," kata Seluk.
"Dan saya yakin banyak dukun Afrika di masa depan tidak akan mengizinkan Guardiola memenangi Liga Champions."
"Hal ini akan menjadi kutukan bagi Guardiola. Hidup akan menunjukkan apakah saya benar atau tidak."